satumalukuID – Tim Kerja Heka Leka di Belanda yang terdiri dari warga keturunan Maluku yang memiliki kepedulian besar terhadap kemajuan pendidikan bagi anak-anak Maluku.
Mereka menggandeng Kindcentrum het Kompas atau sekolah Kompas yang berada di Kota Assen, Provinsi Drente guna bekerja sama untuk menggalang dana demi membantu pendidikan anak-anak Maluku, yang nantinya akan disalurkan melalui Yayasan Heka Leka di Ambon.
Wartawan Suara Maluku dan satumalukuID dari Assen Belanda, Febby Kaihatu melaporkan, jalinan kerja sama ini terwujud melalui pembukaan pekan Maluku di sekolah tersebut pada Selasa (11/6), dan akan berlangsung hingga Jumat (21/6) mendatang.
Kegiatan Pekan Maluku dibuka oleh perwakilan pemerintah kota setempat bersama Direktur Het Kompas dan dihadiri sedikitnya 270 siswa, para guru serta Tim Kerja Heka Leka, ditandai dengan pembukaan selubung papan bertuliskan
“Heka Leka voor Beter Onderwijs op de Molukken” atau Heka Leka, Untuk Pendidikan yang Lebih Baik di Maluku. Nantinya selama dua minggu kedepan, para siswa sekolah tersebut akan melakukan penggalangan dana melalui berbagai kegiatan kesenian yang bakal mereka tampilkan, seperti bernyanyi dan menari.
Bahkan, tarian asal Maluku yakni Sahureka-Reka juga akan mereka tampilkan. Juga, mereka akan melakukan penjualan kue-kue. Para siswa ini terlihat sangat antusias dengan kegiatan tersebut.
Kindcentrum het Kompas sendiri memiliki sekitar 270 murid, terletak di tepi pusat Kota Assen dan memiliki halaman sekolah besar dengan taman bermain alam. Sekokah ini didirikan dan dilengkapi dengan fasilitas dan cara belajar yang modern serta suasana di sekolah yang sangat menyenangkan bagi anak-anak.
Sekolah ini sebenarnya adalah pusat pendidikan, yang sangat cocok untuk menawarkan program pendidikan yang dinamis dan inovatif.
Memiliki bangunan yang lebih dari sekedar sekolah. Sejumlah besar fasilitas telah dikumpulkan di kompleks ini, termasuk aksesibilitas untuk lingkungan dan sekolah ini pun kemudian berkembang menjadi “sekolah komunitas”.
Bagi Kindcentrum het Kompas, anak-anak adalah hal terpenting dan sekolah ini hadir untuk membimbing anak-anak, sehingga mereka dapat berkembang dengan cara yang menyenangkan. Tim kerja Heka Leka sendiri memilih sekolah ini karena memang sudah membangun relasi sebelumnya.
Mereka pun telah melakukan sosialisasi terkait visi dan misi dari perjuangan Yayasan Heka Leka dalam upaya memajukan pendidikan di seluruh wilayah Maluku.
Dalam acara pembukaan Pekan Maluku kemarin, Tim Kerja Heka Leka yang tampil kompak dengan kaos bertuliskan Vrienden van Heka Leka juga ikut menyumbangkan sebuah lagu. Mereka berharap, kegiatan ini bisa mendatangkan hasil yang baik demi membantu memajukan pendidikan anak-anak Maluku.
Augustinus Tuparia, salah satu anggota tim kerja mengaku sangat terharu karena kerja sama ini bisa terjalin dan pihak sekolah Kompas pun sangat terbuka menerima mereka. Hal senada juga disampaikan anggota tim lainnya, Marthin Tauran.
Menurut Marthin yang sudah pernah mengunjungi dan melihat langsung kegiatan Heka Leka di Ambon, dirinya tergerak hati untuk ikut dalam tim ini, karena ia melihat perjuangan para pejuang pendidikan di Maluku.
Dia menilai para pejuang pendidikan di Maluku tak pernah kenal lelah, mendatangi satu pulau ke pulau yang lain, untuk bisa berbagi ilmu dengan anak-anak maupun guru-guru yang ada di berbagai pelosok wilayah Maluku.
Sementara itu, Antis Maryanan yang merupakan salah satu penggagas berdirinya tim kerja Heka Leka di Belanda menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak sekolah het Kompas yang sudah mau bekerja sama untuk membantu memajukan pendidikan anak-anak Maluku.
Ia berharap selama kegiatan ini berlangsung, akan ada lebih banyak lagi orang yang bisa dirangkul untuk bersama-sama membangun kepedulian bagi tanah leluhur mereka, Maluku.
Pihak sekolah het Kompas pun merasa senang bisa berpartisipasi dalam membantu berbagai kegiatan untuk pendidikan di Maluku. Melalui kegiatan seperti ini juga, mereka bisa mengajarkan para siswa sejak dini untuk memiliki kepedulian terhadap sesama.
Pimpinan Yayasan Heka Leka, Stenley Ferdinandus mengaku sangat terharu dengan adanya kegiatan ini. Dirinya bersyukur karena sekarang makin banyak orang yang sudah mengenal Heka Leka dan mau ikut peduli bersama untuk membantu pendidikan anak-anak di Maluku, yang selama ini masih cukup tertinggal bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia.
Kolaborasi seperti ini menurut Stenley, perlu terus dikembangkan kedepannya. Rencananya, Heka Leka juga akan menggelar Seminar Pendidikan untuk Maluku di Belanda pada 2 Juli mendatang, yang difasilitasi oleh Kedutaan Besar RI (KBRI) di Belanda.
Sejumlah pembicara juga akan diundang ke Belanda, diantaranya Gubernur Maluku dan Walikota Ambon serta perwakilan sekolah dari Maluku. Ada juga, pembicara dari Belanda yang telah memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan tentang Maluku. (febby kaihatu)