satumalukuID – Kenangan Kota Ambon selalu membekas. Bahkan rasa persaudaraan sebagai sesama warga Kompleks TNI AL, Halong Ambon, tetap terjaga meski sudah terpisah belasan hingga puluhan tahun. Setidaknya hal itu ditunjukkan oleh 245 peserta reuni Ex Halong Ambon di Trawas, Mojokerto Jawa Timu, 24 – 25 Agustus 2019 lalu.
Mereka yang umumnya menghabiskan masa kecil hingga remaja di Halong, datang dari berbagai kota di Indonesia seperti Batam, Jabodetabek, Yogya, Kalimantan, Bali, Makassar, Ambon, Namlea, Tual dll,dan paling banyak dari Jawa Timur.
“Suasana kekeluargaan sangat terasa karena kami semua sama-sama menghabiskan masa kecil hingga remaja di Kota Ambon. Jadi semua punya kisah yang indah tentang Ambon,” ungkap Asep Suhendi salah satu tim penggagas acara.
Yang menarik dari anak-anak Ex Halong ini, adalah mereka tidak semua berdarah Maluku. Bahkan banyak berdarah Jawa atau suku lain di Indonesia.
“Tapi karena Ambon mempunyai kesan yang indah bagi kami, maka silaturahmi terus kami jaga,” ungkap Asep yang ibunya berasal dari Tulehu dan ayah dari Sunda dan sekarang menetap di Sidoarjo, Jawa Timur.
Flasback ke belakang, selama di Ambon dan kini sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia, interaksi anak-anak ex Halong ini sangat intens. Mereka dibesarkan dalam suasana kekeluargaan yang kuat karena kebetulan fasilitas Kompleks Lantamal Ambon sangat memadai.
Ada sekolah TK, SD hingga SMP, fasilitas keagamaan, fasilitas olahraga, fasilitas seni dan hiburan seperti Gedung bioskop. Belum lagi berbagai kegiatan baik di tingkat RT hingga kompleks yang setiap tahun rutin digelar, termasuk kegiatan keagamaan.
Jadilah, interaksi antara anak-anak dan penghuni kompleks Lantamal IX Ambon terjadi hampir setiap hari. Kalau tidak di sekolah, ya di tempat olahraga atau di tempat hiburan atau di gereja dan masjid.
Karena itu mereka saling mengenal. Tidak hanya mengenal sesama teman, tetapi juga kakak, adik dan orang tua masing-masing. Jadi, sekalipun tinggal di RT-01 yang letaknya dekat Pos Tanah Merah, dia pasti mengenal warga RT-02 hingga RT -05 yang dekat Pos Latta. Mereka sudah seperti saudara.
Sebaran komunitas Keluarga Besar Ex Halong Ambon ini sangat luas mengikuti kepindahan tugas dari orang tuanya. Mulai dari Aceh hingga Papua, bahkan di Timor Leste. Jumlah terbanyak mereka ada di Jawa Timur, Jabodetabek dan di Maluku.
Menurut Asep Suhendi, awalnya yang menjadi anggota adalah anak-anak yang pernah mengikuti orang tuanya berdinas di Ambon. Namun, dalam perkembangannya, banyak orang tua yang sudah pensiun maupun masih berdinas ikut bergabung.
Lulusan STM Negeri Ambon ini menambahkan dalam keseharian, para anggota Ex Halong Ambon selalu menebarkan informasi yang positif tentang Ambon dan Maluku. Pengalaman hidup selama tinggal di Ambon yang dinilai sangat mengesankan, seringkali diceritakan bila ada yang menanyakan tentang Kota Ambon.
“Kami selalu bercerita tentang pengalaman hidup yang memang mengesankan, jadi mereka yang awalnya tidak tahu Ambon menjadi tertarik. Itu pula yang membuat komunitas ini tetap langgeng,” ujar Asep.
Lantaran jumlah anggotanya paling banyak di Jawa Timur, maka tahun 2010, komunitas Keluarga Besar Ex Halong menggelar reuni atau temu kangen di Kota Surabaya. Acara tersebut sukses karena dihadiri ratusan anggota dari berbagai daerah, termasuk dari Maluku. Lantas diagendakan event reuni setiap dua tahun sekali.
Tak hanya di Surabaya, Temu Kangen juga pernah dilaksanakan di Sentul, Jawa Barat. Saat itu, Diana Pattihahuan dan anggota komunitas Ex Halong Ambon di Jabodetabek menjadi tuan rumah.
“Kami berharap agenda dua tahunan ini semakin mempererat silaturahmi di antara kami dan tetap konsisten mempromosikan hal yang baik tentang Ambon. Ini juga sesuai dengan slogan acara kami yaitu Biar Tapisah Jauh Tetap Baku Sayang,” harap Asep.