Operasi SAR Pencarian Wanita Asal Amerika Ditutup, Dinyatakan Hilang di Teluk Ambon

Share:

satumalukuID- Nasib Carol Marie, warga California, Amerika Serikat, hingga saat ini masih misterius. Dia telah dinyatakan hilang di Perairan Teluk Ambon, Kota Ambon. Sebab, Basarnas Ambon secara resmi menutup operasi pencarian hari ini, Kamis petang (13/8/2020).

Wanita 56 tahun itu sebelumnya dikabarkan menyelam atau diving di Perairan Teluk Ambon, Jumat (7/8/2020) lalu. Dia bersama teman prianya Kevin Scott (56). Keduanya diketahui berlabuh menggunakan perahu layar di depan Tirta Hotel, Desa Amahusu, Kecamatan Nusaniwe Ambon.

Berdasarkan laporan yang diterima Basarnas Ambon dari Kevin Scott, warga Alabama, Amerika Serikat, mengaku sudah tidak lagi menemui korban di atas perahu, usai menyelam seorang diri. Dia yakin Korban mengikutinya menyelam dan hilang.

“Hari ini pukul 18.00 WIT, operasi SAR terhadap korban hilang resmi kami tutup. Kalau ada tanda-tanda keberadaan korban yang diterima oleh warga atau keluarga atau tim SAR, makan operasi akan kami buka kembali,” ungkap Djunaidi kepada wartawan di Tirta Hotel, sore tadi.

Djunaidi mengaku, selama operasi pencarian berlangsung 7 hari sesuai SOP, tim SAR Gabungan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan korban. Sehingga operasi gabungan yang melibatkan semua Unsur SAR termasuk masyarakat resmi ditutup.

“Jadi itu (Kevin) bukan suaminya tapi katanya temannya. Dan penutupan hari ini pasti sudah diketahui oleh kedutaan Amerika,” jelasnya.

Terpisah, Sersan Mayor Samsul, anggota Marinir yang bertindak sebagai ketua tim penyelaman pencarian korban, mengaku operasi saat ini sama seperti 6 hari sebelumnya. Tidak ada tanda-tanda keberadaan korban. Padahal, selama pencarian air laut begitu jernih dan jarak pandang terjangkau.

Menurutnya, penyelaman di kedalaman 60 meter, pihaknya memiliki jarak pandang cukup jauh antara 50 atau 70 meter. Sebab, rata-rata 15-20 meter jarak pandang, apalagi dengan kondisi sinar matahari, bisa lebih jauh lagi pandangannya.

“Air laut dari hari-hari sebelumnya cukup jernih. Memang ini pergerakan arusnya termasuk cepat. Kedalaman (Teluk Ambon) bisa 1 kilo. Tadi teman-teman turun di kedalaman 60 meter, masih ada lagi ke bawah, seperti palung, tapi area flet, jadi aman,” terangnya.

Samsul mengaku dari kronologis awal kabar hilangnya korban tidak jelas. Pihaknya tidak bisa memastikan apakah korban benar menyelam dan hilang ataukah tidak. Tim penyelam hanya mengikuti titik sesuai pengakuan rekan korban melalui Basarnas Ambon.

“Kalau menurut saya dari cerita kronologis awal ini tidak jelas. Jadi katong mau menentukan dia (korban) punya titik itu, hanya disampaikan dia dari perahu, terus turun dari perahu, suaminya duluan nyelam terus dia naik cek lagi istrinya tidak ada, itu kita tidak tahu,” jelasnya.

Sebagai instruktur diving, Samsul mengaku rata-rata dalam setiap penyelaman dilakukan berpasang-pasangan. Hal ini bertujuan agar jika terjadi kendala kepada seseorang maka lainnya dapat bercerita atau membantu.

“Kan biasanya menyelam itu rata-rata pasangan. Jadi kalau misalnya ada kendala yang satu ini dia bisa cerita atau membantu. Kalau ini, ya kita hanya bisa menyisir saja di daerah sekitar situ, kita coba ambil jarak yang jauh, ikuti arus, tidak ada tanda-tanda sama sekali,” jelasnya.

Adakah kemungkinan korban tersangkut di karang, Samsul mengaku peluangnya sangat kecil. Sebab, area tersebut datar dan berpasir. Kalaupun ditemukan karang, maka terpisah-pisah.

“Kalau mau tersangkut dikarang kemungkinannya sedikit. Karena daerah sini itu kalau pun ada karang itu satu-satu saja. Semuanya rata, pasir.

 

Share:
Komentar

Berita Terkini