satumalukuID- Penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) diduga menjadi penyebab utama turunnya arus mudik jelang perayaan Natal, 25 Desember 2020 di Kota Ambon, Ibukota Provinsi Maluku.
General Manager PT. PELNI Ambon, Samto, mengaku, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, arus mudik Natal 2020 ini hanya mencapai 50 persen. Dimana, puncak mudik Natal sudah terjadi pada Senin (21/12/2020).
“Tanggal 21 (Desember 2020) itu sudah puncaknya. (penumpang) masuk ke Ambon sekitar 2.600 lebih. Dibanding tahun lalu paling 50 persen menurun,” ungkap Samto kepada satumaluku.id, melalui telepon genggamnya, Selasa (22/12/2020).
Samto mengaku, salah satu penyebab menurunnya arus mudik tahun ini dikarenakan mewabahnya virus pandemi tersebut. Hingga saat ini penumpang yang turun di Ambon sekitar 2.600 lebih. Sementara yang keluar dari Ambon hanya sekitar 800-an.
“Salah satunya pasti karena pandemi. Kalau penumpang mudik masih minim banget. Kemarin itu kita kasih turun 1.030 (penumpang), yang naik cuman 700. Terus kita kasih turun 1.005 dari KM Tidar, yang naiknya cuma 175,” terangnya.
Dia mengungkapkan, hingga Jumat (25/12/2020) atau tepat perayaan Natal, masih ada dua Kapal PELNI yang akan bersandar di Pelabuhan Yos Soedarso Ambon.
“Tanggal 24 KM Ngapulu datang dari Dobo, Tual, Banda. Tanggal 25 juga ada dua kapal. Yaitu Tidar dari Sorong, Kaimana, Dobo, Tual, Ambon. Terus ada lagi KM Dempo dari Sorong langsung Ambon,” terangnya.
Samto memprediksi setelah Tahun Baru 2021 arus balik bisa meningkat. Tapi masih tetap sama tidak seperti tahun sebelumnya.
“Kalau tahun lalu kan penumpang bukan main. Ini karena pandemi. Kalau (penumpang) dari Jakarta sedikit saja sekitar 500. Yang paling banyak ini dari antar kota dalam provinsi (di Maluku). Kemudian dari Sorong,” sebutnya.
Menyoal penerapan protokol kesehatan, Samto mengatakan hal itu menjadi prioritas. Dimana, setiap calon penumpang diwajibkan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak alias 3M
“Pasti kita utamakan dan nomor satukan. Yang pertama itu kan 3M. Bagi calon penumpang juga diwajibkan rapid test,” terangnya.
Terkait dengan pemeriksaan surat kesehatan atau rapid test, Samto mengaku telah menekankan kepada petugas agar lebih teliti melakukan pemeriksaan.
“Saya sudah menyampaikan kepada teman-teman di kantor agar dalam pelayanan harus hati-hati dengan duplikasi surat jalan atau rapid test. Karena pemalsuan itu kan masuk unsur pidana juga kan,” tandasnya.