satumalukuID – Ada suasana menarik dalam acara pembukaan Sidang Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) ke-38 tahun 2021 yang berlangsung di gedung Gereja Maranatha Ambon, Minggu (7/2/2021).
Pasalnya, usai memberikan sambutannya, Gubernur Maluku Irjen Pol (Pur) Murad Ismail sempat meminta waktu dan ijin dari Sekjen Kementerian Agama RI dan lainnya untuk menyumbangkan sebuah lagu.
“Saya sebenarnya sebelum baca sambutan ingin sumbangkan sebuah lagu. Namun karena sebelumnya sudah dinyanyikan lagu Mars GPM. Jadi biarlah selesai sambutan baru saya menyanyi,” ujar Murad, Minggu (7/2/2021).
Usai membacakan sambutannya, sebelum bernyanyi, Murad sempat bercerita kenangan masa mudanya kepada Sekjen Kemenag Nizar Ali, Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom MTh dan undangn yang hadir tentang kehidupan toleransi dan pergaulan tanpa melihat latar belakang di Ambon dan sekitarnya dulu.
“Saya bukan baru pertama menyanyi di mimbar gereja ini. Dulu kita lebih kenal ini sebagai gereja pusat. Sekitar tahun 1977, saya masih sekolah di SMA 2 Ambon. Vocal grup sekolah kami menyanyi di mimbar gereja pusat ini. Saya ikut juga didalamnya,” ungkap Murad, yang kemudian melantunkan sebuah lagu bernuansa religius.
Sebelum Murad membacakan sambutan dan bernyanyi. Terlebih dulu ketua panitia sidang tersebut Prof Dr Toni Pariela, Ketua Sinode Pdt A. Werinusa STh dan Walikota Ambon Richard Louhenapessy SH telah menyampaikan laporan dan sambutan mereka.
Hadir dalam kesempatan itu juga Dirjen Bimas Kristen Prof Dr Thomy Pentury, Forkompimda Maluku, perwakilan Pemprov Maluku Utara serta Sekum PGI Pdt Jacky Manuputty.
Sedangkan, Sekjen Kemenag RI Nizar Ali dalam sambutannya lebih menyoroti apa yang disampaikan Ketua Sinode GPM tentang arti GPM sebagai “gereja orang basudara” dan pentingnya menjaga nilai-nilai kearifan lokal seperti “pela gandong”, “ain ni ain” dan “kalwedo” serta lainnya.
Menurutnya, dengan kearifan lokal tersebut lebih memperkokoh toleransi umat beragama dan persaudaraan. Sehingga GPM sebagai gereja orang basudara di Maluku dan Maluku Utara tetap menjadi pelayan firman dan juga pelayan masyarakat dengan tradisi kearifan lokal yang sudah turun menurun sejak dulu.
“Dengan dasar moto GPM, Aku Menanam, Apolos Menyiram, Tetapi Allah yang Memberi Pertumbuhan, saya secara resmi membuka persidangan Sinode GPM ke-38 ini,” ujar Nizar Ali.
Sidang Sinode ke-38 ini merupakan momentum pengambilan keputusan organisasi gereja tertinggi dalam lingkungan GPM. Dengan tugas melakukan evaluasi program kerja dan pelayanan MPH Sinode 2015-2020, membahas kebijakan umum anggaran dan belanja organisasi selama kurun waktu 5 tahun, serta memilih dan menetapkan Ketua dan Sekretaris Umum serta komposisi Majelis Pekerja Harian Sinode GPM lima tahun ke depan, termasuk menetapkan keputusan-keputusan gerejawi lainnya.
Sementara itu, terkait agenda pemilihan Ketua Umum dan Sekretaris Umum Sinode GPM, telah muncul atau beredar sedikitnya 6 nama calon untuk posisi Ketum yaitu dari unsur BPH Sinode, Klasis maupun akademisi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM).
Ke 6 nama calon Ketum tersebut yaitu petahana Pdt A. Werinusa STh, Pdt Dr John Ruhulesin STh, Pdt Elifas Maspaitela STh, Pdt Izack Sapulete STh, Pdt S.Hetharia STh dan Pdt Nick Rutumalesy STh.
Selain keenam nama tersebut. Informasi yang dihimpun juga muncul nama kandidat lain yaitu Pdt H. Hetharie STh dan Pdt Ferry Nahusona STh. (novi pinontoan)