satumalukuID – Arus lalu lintas jalan nasional di Desa Halong, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku, terpaksa dialihkan untuk sementara melalui kompleks Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Ambon akibat longsor yang mengikis sebagian jembatan dan sejumlah rumah warga sejak Minggu (11/7/2021).
“Warga bisa melalui Lantamal IX mulai jam enam pagi sampai dengan enam sore. Karena ini objek vital militer, maka pada malam hari tidak dibuka bebas untuk kendaraan, hanya untuk sepeda motor saja,” kata Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyonmarhanlan) IX, Letkol (Mar) Syahrial Isnadie di Ambon, Selasa.
Ia menjelaskan Lantamal IX membuka akses jalan masuk dari Pos Latta menuju Pos Tanah Merah Penjagaan Kesatrian Lantamal IX, dan sebaliknya sebagai jalur alternatif terhitung mulai Senin (12/7/2021).
Dibukanya akses alternatif tersebut, kata dia, sangat menolong warga untuk menuju pusat Kota Ambon, dibandingkan harus memutar melalui jalan lama lewat daerah Passo.
“Semoga perbaikan jembatan dan talud Jembatan Air Besar bisa secepatnya diselesaikan oleh Dinas PUPR setempat,” katanya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, ada 10 titik longsor akibat cuaca ekstrim yang melanda Ambon sejak pekan lalu. Kondisi di Desa Halong merupakan salah satu titik terparah karena selain mengakibatkan akses jalan ditutup, juga mengakibatkan dua bangunan rumah dan kedai milik warga rusah berat.
Menurut Syarial Isnadie menambahkan Lantamal IX juga telah memberikan bantuan kepada warga Desa Halong yang terdampak bencana longsor tersebut berupa bantuan paket sembako.
Sementara itu, warga yang terdampak longsor di Desa Halong terlihat masih mendatangi rumah yang rusak berat. Salah satunya adalah Doni Tentua, yang sebagian rumahnya ikut longsor terbawa air Sungai.
“Saya dan keluarga untuk sementara sudah mengungsi ke rumah kerabat istri, tapi tetap pulang untuk melihat pengerjaan perbaikan talud sungai karena sekarang tidak ada pengerjaan,” katanya.
Sebagian rumah Doni hilang akibat longsor, yakni di bagian dapur, kamar mandi dan kamar tidurnya. Rumahnya menyisakan lubang menganga di tembok langsung menghadap ke sungai dan masih rawan longsor.
“Saya berharap masih bisa tinggal di rumah ini, karena saya lahir dan besar disini. Tapi seumur-umur baru sekali ini longsor sampai terjadi seperti ini,” demikian Doni Tentua.