satumalukuID – Pada era 1990 an hingga 2008, nama Valencia Nio dikenal sebagai salah satu atlet anggar putri Maluku andalan di even nasional dan PON, yang kemudian mewakili tim Indonesia pada beberapa kejuaraan internasional.
Valencia punya spesialisasi di nomor degen. Sejak masih remaja, ia sudah mewakili kontingen Maluku di PON sebanyak lima kali dari PON XVIII 1993 Jakarta hingga PON XVIII 2008 Kalimantan Timur.
Dimanakah kini Valencia Nio? Mantan atlet anggar nasional kelahiran Ambon 1 Juni 1973 ini, sekarang menetap di Jakarta. Ia kini lebih dikenal dengan nama Valencia Kiriweno, mengikuti fam suaminya Novy Kiriweno.
“Beta pindah ke Jakarta tahun 2008. Ikut suami yang bekerja di sana. Makanya sekarang beta pakai fam Kiriweno. Tapi beta selama lima kali ikut PON atau wakili Indonesia tetap berstatus atlet Maluku,” ungkap Valencia kepada suaramaluku.com dan satumaluku.id melalui telepon dan whatsapp, Kamis (16/9/2021).
Setelah undur diri sebagai atlet Maluku usai PON 2008, Valencia memulai kehidupan baru berkeluarga di Jakarta. Namun jiwa atletnya tetap tak bisa dilepas begitu saja. Ia lantas beralih profesi menjadi pelatih anggar. Usahanya tak sia-sia.
Baca Juga: Raja Kelas Layang Asal Maluku Herry Maitimu Jadi Pelatih Tim Tinju Jambi di PON Papua
Pasalnya, Pengprov IKASI DKI Jaya merekrutnya menjadi pelatih mulai tahun 2012 hingga 2020 untuk tangani para atlet anggar ibukota negara tersebut. Ia melatih di jenis senjata degen.
Prestasi atlet hasil binaannya banyak di even nasional. Namun yang masih diingatnya yakni anak asuhannya meraih medali emas POPNAS di Surabaya dan medali perak PON Bandung.
Sejak tahun lalu, Valencia tidak tangani atlet-atlet anggar jenis degen DKI lagi yang akan ikut PON di Papua. “Beta sekarang melatih anggar di perusahaan olahraga asal Korea,” ungkapnya.
Tetapi ada hal yang menarik. Bila Valencia sebagai pelatih tidak ikut PON 2021 di Papua bulan Oktober ini, tapi anak perempuannya Voryn Kiriweno yang juga atlet anggar akan bertanding di nomor senjata floret pada arena PON. Anaknya membela tim anggar Papua.
“Beta anak masuk tim anggar kontingen Papua di PON 2021 nanti. Dia dikontrak disana. Voryn spesialis di nomor senjata floret. Beda dengan beta dulu masih atlet main nya di jenis degen,” tutur Valencia.
Ia mengatakan, anaknya juga berprestasi ikut jejak dirinya. “Prestasi Voryn tak mau kalah dengan mamanya. Dia sudah ikut Kejurnas, juga PON 2012 Riau. Juga untuk level internasional seperti Kejuaraan Asia dan SEA Games dan lainnya pernah dia ikut bela Indonesia”.
HARAP ANGGAR MALUKU BANGKIT
Meski telah menetap di Jakarta dan melatih disana. Valensia akui bangga pernah membawa nama tanah kelahiran Ambon Maluku di level nasional dan internasional.
“Beta tetap bangga Maluku. Kalau tidak cinta daerah, mana bisa beta ikut PON sampai lima kali untuk Maluku? Sayangnya prestasi atlet anggar Maluku kini telah menurun dibanding para senior dan angkatan kami,” ujarnya.
Valencia lantas menyebut beberapa nama para senior yang berprestasi nasional dan pernah mewakili Indonesia. Semisal Daan Likumahuwa, Yoshua Mauwa dan Yohanes Sopacua.
Sedangkan angkatan berikutt yang pernah masuk Pelatnas SEA Games atau even internasional itu selain dirinya, juga ada Ansye Pattiasina, Agus Manuhutu, Valian Nio dan lainnya.
“Kita dulu lolos PON di nomor perorangan dan beregu. Maluku langganan ikut PON dan beberapa kali raih medali perorangan atau beregu. Belakangan ini hanya satu dua atlet saja yang menonjol. Menurun prestasi anggar Maluku,” jelasnya.
Ia spontan mengingat angkatan satu tim Maluku seperti Ansye Patiasina, Wehelmina Horhoruw, Emmy Rikumahu, Albertina Tita dan lainnya. Sedangkan tim putra seperti Agus Manuhutu, Vallian Nio, Michael, Ronald Makabore, Polly Sameaputi dan lainnya.
Valencia berharap anggar Maluku dapat bangkit seperti dulu lagi. Pembinaan secara rutin dan pencarian bibit atlet muda sudah harus sejak awal. Selain itu, perhatian dan penghargaan kepada atlet berprestasi juga harus dipikirkan, terutama untuk kesejahteraan dan masa depan mereka.
Baca Juga: Gubernur Maluku Lepas Kontingen Maluku secara Virtual, Tak Ada Kepastian Bonus Atlit dan Pelatih
“Jerih payah atlet harus dihargai. Jangan sampai atlet Maluku punya jerih payah lebih dihargai daerah lain. Sayang kan, kita punya segudang atlet, harusnya dijaga dan hargai biar mereka merasa berharga buat daerah sendiri,” ungkapnya.
Valencia tak lupa menyemangati atlet anggar Maluku yang akan bertanding di PON Papua. “Bagi adik-adik. Bertandinglah dengan semangat dan kepercayaan diri. Percayalah Jika kita berdoa, fokus dan pantang menyerah. Pasti akan berhasil,” sarannya.
Prestasi Valencia selama belasan tahun bela Maluku di Kejurnas dan PON atau tim Indonesia pada kejuaraan internasional cukup baik dengan sukses raih medali.
“Hasil di PON su lupa. Tapi katong Maluku selalu di beregu dapat medali. Terakhir beta main untuk Maluku di PON 2008,” katanya, dengan dialek Ambon.
Sedangkan prestasinya saat mewakili Indonesia yaitu Kejuaraan SEAF di Bangkok tahun 1992 dan 1995 meraih medali perak perorangan dan juga perak beregu.
Pada SEA Games Malaysia tahun 2000 masuk 8 besar. Selanjutnya pada Kejuaraan Asia di Brunei Darusalam 2005 tim Indonesia merebut 2 medali emas perorangan dan perunggu beregu. (novi pinontoan)