satumalukuID – Sebanyak 34 komunitas bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan aksi membersihkan sampah di pesisir pantai ibu kota Provinsi Maluku itu, Kamis.
Kegiatan ini dibuka dengan pembacaan Sumpah Pemuda, dilanjutkan dengan pembacaan puisi, sebelum melakukan aksi bersih sampah.
“Saya sangat bangga sekali dengan mereka. Jadi mereka kan gerakannya satu kali tadi, ada di Poka, Wayame, dan di Morella,” kata Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan (DLHP) Ambon, Novinda Risakota.
Pembersihan sampah dengan tema “Aksi Pemuda Jaga Iklim” tersebar di beberapa titik di Kota Ambon, yakni di Pantai Poka, Wayame, dan Morella.
Kegiatan ini melibatkan DLHP Ambon dan 34 komunitas, diantaranya seperti komunitas lingkungan, pecinta alam, dan himpunan program studi di Universitas Pattimura, Universitas Darusalam, serta mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unpatti dari desa Poka dan Rumah Tiga.
Novinda mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu mengantisipasi perubahan iklim yang semakin parah di Pulau Ambon khususnya. “Untuk bumi ini mau dikemanakan, sekarang perubahan iklim terasa sangat drastis sekali, malam juga kita rasa panas, siang pun demikian,” ucapnya.
Menurut dia, masyarakat Kota Ambon perlu meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, khususnya sampah, dengan memulai dari diri sendiri. Yakni, dengan taat terhadap aturan, membuang sampah pada tempatnya, dan mengurangi penggunaan plastik.
“Beta (saya-Red) berharap dengan adanya program aksi pemuda jaga iklim ini, sudah bisa mengantisipasi adanya perubahan yang semakin parah,” tandasnya.
Koordinator Aksi Pemuda Jaga Iklim Gadri Ramadhan Attamim, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mendorong anak-anak muda di Kota Ambon agar semakin semangat dan lebih peduli terhadap lingkungan, terutama perubahan iklim itu sendiri.
“Kegiatan ini akan terus Didorongkan di hari-hari berikutnya, agar potensi perubahan iklim berkurang, terutama untuk lingkungan ekosistem pesisir laut dan pulau-pulau kecil,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini dilakukan di tiga titik pantai tersebut karena sering terjadi penumpukan sampah dari bawaan arus laut di Teluk Ambon, sementara untuk di Morella, karena merupakan desa wisata bahari yang penting untuk dilestarikan.
“Ada juga pembersihan di pekarangan rumah, agar masyarakat juga terdorong untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” jelasnya.
Gadri berharap, kesadaran masyarakat, serta literasi masyarakat terhadap kepedulian lingkungan dan perubahan iklim lebih meningkat lagi, sehingga bisa menjaga lingkungan dan bisa menjaga kondisi sosial masyarakat mereka sendiri.