satumalukuID – Bupati Maluku Tenggara (Malra), M Thaher Hanubun mengundang Menteri Pariwisata (Menpar) Sandiaga Salahudin Uno untuk mengikuti sejumlah kegiatan unik di Festival Pesona Meti Kei yang berlangsung pada 21 hingga 29 Oktober 2021, salah satunya adalah “Wer Warat” atau tradisi turun-temurun masyarakat Kei untuk menangkap ikan.
“Pak Sandiaga Uno paling suka yang unik-unik. “Wer Warat” ini adalah tradisi tarik tali untuk menangkap ikan yang sampai sekarang masih dipertahankan,” kata Thaher di Ambon, Minggu (18/10/2021).
Thaher menjelaskan, “Wer Warat” atau tarik tali adalah tradisi menangkap ikan dengan memanfaatkan rotan yang dililit janur kuning dari pelepah pohon kelapa. Caranya adalah beberapa orang membentangkan rotan yang terlilit janur dari pesisir pantai ke tengah laut. Bentangan itu kemudian ditarik ke arah darat hingga membentuk lingkaran untuk menarik kumpulan ikan-ikan.
Menurut Thaher, Menpar Sandiaga Uno akan hadir di Festival Pesona Meti Kei dan panitia sudah menyiapkan strategi agar acara tersebut bisa berlangsung dengan lancar di tengah pandemi COVID-19. Ia mengatakan kasus COVID-19 di daerah tersebut sudah terkendali karena hingga Oktober 2021 tidak ada penambahan kasus baru, dan Pemkab Malara juga menggencarkan vaksinasi.
“Inshaallah, Pak Menpar Sandiaga Uno akan hadir di Festival Meti Kei. Dari panitia sudah siap dengan konsep yang tidak menimbulkan kerumunan. Kita tetap menjaga protokol kesehatan, dan yang terpenting Malra sudah zona hijau COVID-19,” katanya.
“Meti” merupakan sebutan warga di daerah Indonesia Timur untuk fenomena alam ketika air laut surut sangat jauh di pesisir pantai pada periode tertentu di setiap tahun, dan “Kei” adalah masyarakat di Malra sehingga kegiatan tersebut disebut “Meti Kei”. Ketika peristiwa itu terjadi, masyarakat di Malra berbondong-bondong memenuhi pantai surut untuk menangkap ikan. Bupati Malra M Theher Hanubun mulai mengemas tradisi tersebut menjadi sebuah festival untuk mendorong sektor pariwisata dan ekonomi daerah.
“Kehadiran Pak Sandiaga Uno sangat penting bukan saja karena dukungannya untuk sektor pariwisata di masa pandemi COVID -19, melainkan juga karena beliau diharapkan bisa membantu pengembangkan potensi wisata dan ekonomi di Malra, yang sebenarnya saling berkaitan dan bisa berkelanjutan,” katanya.
Ia menjelaskan, panitia menerapkan strategi “hybrid” untuk penyelenggaraan Festival Pesona Meti Kei dan kegiatan-kegiatan disebar di sejumlah tempat. Artinya, orang dari daerah lain bisa melihat festival secara virtual karena panitia akan melakukan siaran langsung di kanal youtube. Kemudian, kegiatan-kegiatan tidak terpusat di satu tempat agar tidak menimbulkan kerumunan warga.
Contohnya seperti lomba layangan pada 24 Oktober berlokasi di Ohoi Oholilir, kemudian futsal extreme akan digelar di Ohoi Ohoidertavun. Selain itu, lomba dayung sampan akan digelar pada 26 Oktober di Ohoi Letman dan puncaknya ada bersepeda “Tour de Mollucas” di Pantai Ngurbloat Ngilngof.
“Lokasi dipencar supaya tidak timbul kerumunan warga. Kita sangat menjaga protokol kesehatan di acara ini,” ujarnya.
Kabupaten Malra kerap disebut sebagai “surga tersembunyi” karena meski letaknya jauh di bagian pesisir Tenggara Provinsi Maluku, namun punya keindahan alam seperti pasirnya di Pantai Ngurbloat yang sangat halus dan putih. Selain itu, Malra juga punya potensi perikanan dan budidaya rumput laut sehingga dipilih Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai lokasi program kampung budidaya rumput laut terintegrasi (seaweed estate) yang mulai dilaksanakan pada 2022.