satumalukuID – Salah satu debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI Cabang Ambon, Rasyid mengakui kembali mendapatkan pinjaman modal Rp50 juta untuk mengembangkan usaha pertanian hydroponik.
“Saat kunjungan Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartartopada di Ambon pada 4 Oktober 2021, saya termasuk salah satu debitur KUR yang mendapatkan pinjaman modal usaha dari BRI,” kata Rasyid di Ambon, Sabtu.
Menurut dia, usaha pertanian secara profesional ini mulai digelutinya sejak 2019. Awalnya dia mendapatkan kredit Rp10 juta dari BRI dan pinjaman itu telah dilunasi dalam tahun 2020.
Kemudian Rasyid kembali mengajukan kredit KUR dari bank yang sama sebesar Rp50 juta dan membuka 2.880 lubang untuk usaha pertanian hydroponiknya dan sekarang sudah hampir mencapai 6.000 lubang.
“Yang kebun hydroponik ini saya pekerjakan empat orang dan kebun biasa tiga orang, sementara hasil dari pertanian hydroponik bisa mendapatkan keuntungan Rp6 juta per bulan,” katanya.
Menko Perekonomian, Airlangga pada Senin, (4/10) secara simbolis menyerahkan pinjaman kepada debitur KUR atas nama Nadila Faradila sebesar Rp50 juta dari BRI untuk bidang usaha konveksi dan Rasyd selaku debitur KUR BRI Rp50 juta dalam bidang usaha pertanian hydropinik.
Kemudian Sandy Hukunala yang juga merupakan debitur KUR mendapatkan bantuan Rp300 juta dari BNI untuk usaha produksi minyak atziri jenis minyak kayu putih dan Gerald Halauw Rp50 juta dari BNI untuk usaha jasa pemasangan kanopi.
Sementara dari Bank Mandiri menyerahkan bantuan kepada debitur KUR atas nama Jenny Soplanit sebesar Rp300 juta untuk usaha pembuatan kerangka bunga, penyewaan pakaian dan tempat untuk acara, serta Jurais Saleh mendapatkan bantuan Rp350 juta untuk usaha industri makanan dan minuman.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengatakan, perkembangan penyaluran KUR di Maluku selama 2021 mengalami perkembangan yang cukup baik.
Pada posisi 27 Sepetember 2021, jumlah dana KUR yang telah disalurkan melalui pihak perbankan mencapai Rp768 miliar yang disalurkan kepada 26.860 debitur KUR yang bergerak di berbagai sektor usaha.
Menurut dia, yang tertinggi jumlahnya adalah para debitur KUR yang bergerak dalam dunia bisnis perdagangan sebesar 55,7 persen, disusul sektor usaha jasa 19 persen, dan 13 persennya adalah di sektor pertanian.
Para debitur KUR ini menyebar pada berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Maluku. Sumber dana pinjamannya mereka dapatkan dari Bank Negara Indonesia 46, Bank Rakyat Indonesia, serta Bank Mandiri.