satumalukuID – Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku tengah, Provinsi Maluku masih menjadi primadona bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang ingin menikmati pariwisata alam, panorama bawah laut, sejarah, seni, budaya dan kuliner tradisional di masa pandemi COVID-19.
“Banda masih menjadi primadona wisman yang datang menggunakan kapal yacht, phinisi atau liver boat. Mereka bikin paket seminggu ke Kota Ambon lalu jalan-jalan ke Banda dan stay on boat,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kecamatan Banda, Rizal Bahalwan melalui sambungan telepon selular dari Ambon, Selasa (26/10/2021).
Ia mengatakan 60 persen turis yang berkunjung ke Kepulauan Banda adalah wisman dari kawasan Eropa, sedangkan 40 persen lainnya wisatawan nusantara (wisnus). Mereka yang datang umumnya pencinta wisata alam, selam, sejarah, seni, budaya dan kuliner tradisional.
Sempat ditutup untuk kunjungan wisata karena COVID-19, kini Banda sudah dibuka kembali oleh pemerintah setempat. Sebelum pandemi, angka kunjungan wisatawan ke Banda selalu melonjak setiap Maret, April, Oktober dan November hingga pertengahan Desember.
Saat puncak musim liburan seringkali wisatawan atau tamu dengan tujuan lainnya yang akan berkunjung harus memesan tempat menginap sejak jauh-jauh hari, karena total kamar dengan fasilitas berkelas hotel dan penginapan lainnya seperti guest house dan homestay di Banda hanya berjumlah 300 kamar, tersebar di Pulau Naira, Hatta, Ay, Lonthoir dan Pulau Run.
Kepulauan Banda, ujar Rizal, sudah mulai kembali ramai dikunjungi oleh wisatawan, sebagian besar adalah wisman yang datang berlibur ke Indonesia menggunakan kapal pribadi mereka dengan tujuan persinggahan ke Kota Ambon.
“Dampak pendemi bagi pelaku wisata di Banda yang paling terasa adalah jumlah hunian di darat, karena rata-rata wisman memilih tinggal di kapal mereka, tapi sekarang sudah mulai bagus karena kasus COVID-19 juga mulai menurun dan banyak orang sudah divaksin,” ucap dia.
Dikatakannya lagi, Pemerintah Indonesia pada 14 Oktober 2021 telah melonggarkan izin masuk melalui bandara Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Sam Ratulangi Manado dan Bandara Ngurah Rai Bali bagi 18 negara. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi Banda untuk menjadi salah satu kawasan yang mungkin akan disinggahi wisman.
“Border 18 negara sudah dibuka oleh pemerintah, itu menjadi barometer kami karena sebagian besar pengunjung di Banda adalah turis asing. Mungkin saja 20 persen yang datang ke Indonesia juga datang ke sini, ini juga memungkinkan bagi pencinta Banda kembali berkunjung,” kata Rizal.