satumalukuID – Wali Kota Ambon, Maluku, Richard Louhenapessy menyatakan musik merupakan alat yang mempertemukan perbedaan dan mempercepat atau katalisator tercapainya perdamaian.
“Musik sesuatu yang universal dapat dinikmati siapa saja, sehingga musik menjadi alat katalisator mempertemukan perbedaan yang ada untuk perdamaian,” katanya, saat workshop musik memperingati dua tahun Ambon sebagai Kota Musik Dunia di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan 31 Oktober 2021 merupakan tahun kedua penetapan Ambon sebagai kota kreatif berbasis musik versi UNESCO.
Dari sisi kepentingan pemerintah pusat, dengan adanya penetapan UNESCO bagi Kota Ambon, berarti keberhasilan diplomasi secara nasional tercapai.
Sedangkan dari sisi kepentingan Kota Ambon, merupakan “image branding” dalam sebuah percampuran antar kota baik secara nasional maupun internasional.
Dikatakan Richard, dampak kemajuan IT sekarang ini maka kota yang memiliki identitas akan mampu bertahan dan dikenal dunia.
Oleh karena itu dari sisi kepentingan Ambon, posisi ini sangat luar biasa, juga sebagai aspek lapangan kerja.
“Sehingga kita terus dorong terus sebagai pusat ekonomi kreatif untuk pengembangan dan membuka ruang anak muda di Kota Ambon,” ujarnya.
Dalam kegiatan ini, target yang akan dicapai yakni, persepsi Ambon sebagai Kota Musik Dunia dapat dipahami secara bersama oleh semua pihak.
Lawan yang dihadapi saat ini adalah bukan musisi tapi media sosial menjadi lawan utama dalam memberikan informasi dan sosialisasi.
“‘Talk show’ ini diharapkan akan berbicara tentang musik dari aspek kepentingan ekonomi kreatifnya, juga musik sebagai prespektif masa depan,” ujarnya.