satumalukuID – Demonstrasi ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa se-Kota Ambon di halaman Kantor DPRD Maluku, Senin (11/4/2022), berlangsung damai tanpa diwarnai gejolak kekerasan.
“Kedatangan kami untuk menyampaikan aspirasi yang bersentuhan langsung dengan hajat hidup rakyat kecil hingga isu perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, dan wacana penundaan pemilu 2024,” kata Presiden mahasiwa IAIN Ambon, M. Zulfani Narahubun di Ambon, Senin (11/4/2022).
Para demonstran ini mendatangi Kantor DPRD Maluku sekitar pukul 13:30 WIT setelah selesai melakukan aksi serupa di halaman Kantor Gubernur Maluku.
Aksi demonstrasi yang berjalan tertib dan damai ini juga mendapat pengawalan ratusan aparat keamanan gabungan TNI dan Polri yang dipantau langsung Dansat Brimob polda Maluku, Kombes Pol M. Guntur dan Kapolresta Pulau Ambon, Kombes Pol Raja Arthur Simamora.
Menurut dia, ada empat tuntutan penting yang disampaikan agar menjadi perhatian serius pimpinan dan anggota legislatif yakni aliansi menolak penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden-Wapres RI karena melanggar pasal 7 UUD 1945.
“Pasal tersebut secara tegas mengatur tentang masa periodesasi Presiden dan Wapres yang dibatasi maksimal hanya 10 tahun,” ujarnya.
Kemudian Aliansi BEM se-Kota Ambon mendesak DPRD provinsi untuk memanggil dan mengevaluasi Perrtamina Cabang Ambon terkait dengan kelangkaan BBM jenis pertalite sebagai akibat dari naiknya harga pertamax.
Mereka juga menuntut pemprov untuk mementingkan kesejahteraan masyarakat melalui subsidi atau bantuan langsung tunai terkait dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.
Sedangkan tuntutan keempat dari aliansi BEM ini agar pemprov dan DPRD menjaga serta mengelola pasokan, distribusi, kestabilan harga kebutuhan pokok melalui kebijakan yang tegas dan strategis.
Kehadiran para demonstran diterima Ketua DPRD Maluku, Lucky Wattimury, Wakil Ketua DPRD Abdul Asis Sangkala, ketua komisi II Saudah Tethol, anggota komisi I DPRD Maluku, Alimudin Kolatlena, dan Mumin Refra.
Setelah mendengar orasi yang dilakukan para presiden mahasiwa, hingga jenderal lapangan selama beberapa jam, Lucky Wattimury kemudian naik ke atas sebuah mobil pick up yang digunakan orator untuk mendengarkan pembacaan tuntutan pemdemo.
“Apa yang dilakukan para mahasiswa ini sudah menempuh jalur yang benar yaitu menyampaikan aspirasi atas nama rakyat kepada DPRD dan kami mengapresiasi langkah-langkah yang dilakukan adik-adik semua,” tandas Lucky.
DPRD juga memberikan penghargaan atas semua kebijakan berupa orasi yang disampakan para orator dan intinya sudah dituangkan dalam pokok-pokok pernyataan ini.
Maka sebagai lembaga yang representasi rakyat, DPRD berjanji dengan penuh keyakinan bahwa apa yang disampaikan adalah benar demi rakyat Maluku sehingga tuntutan ini akan diteruskan ke pemerintah sesuai tugas dan tanggungjawab DPRD.
“Pekan kemarin komisi II telah mengundang manajemen PT. Pertamina wilayah ini bersama Kadis ESDM dan para pengelola perminyakan di Kota Ambon untuk menanyakan kenapa terjadi kelangkaan dan naiknya harga bahan pokok,” ujarnya.
Untuk itu pimpinan DPRD bersama komisi II akan menemui Menteri ESDM serta Kepala BPH Migas untuk membicarakan masalah BBM di sini, dan pernyataan pendemo ini akan dijadikan dukungan DPRD untuk disampaikan.
Sebelum kehadiran para demonstran di Kantor DPRD Maluku, Kapolsek Nusaniwe, Iptu John Anakotta memimpin aple gelar pasukan pengamanan dari unsur Samapta, Polwan, serta belasan anggota TNI-AD.
“Sesuai instruksi Kapolri hingga Kapolda Maluku dan Kapolresta Pulau Ambon, kita tidak boleh bersikap arogan dan anggaplah para pendemo ini juga sebagai anak-anak kita,” ujarnya.
Sebaliknya aparat keamanan juga mengharapkan para pendemo tidak bersikap anarkis, tetapi kalau sudah mengarah ke sana maka ada mekanisme dan protap penanganannya.
Karena aksi demonstrasi ini berlangsung tertib dan damai, maka ratusan personel Polri dan TNI yang didukung peralatan berat seperti mobil meriam air juga berada dalam jarak yang berjauhan dengan para pendemo.