satumalukuID – Nama lengkapnya Elizabeth “Isye” Latuihamallo SH. Lahir di Ambon pada 4 April 1978, merupakan anggota korps Polisi Wanita (Polwan) Polda Maluku dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) atau tiga balak di pundaknya.
Anak dari pasangan Dominggus Latuihamallo MSc dan Maria Joseph SPd ini, sehari-harinya menjabat sebagai PS Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi (Kasubbagrenmin) Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Maluku.
Kini, Isye sedang mengikuti Pendidikan Pengembangan Umum (Dikbangum)
Sekolah Staf dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Polri Angkatan Ke-67 TA.2022 di Lembang Jawa Barat.
Ada kisah menarik di awal kariernya sebagai Polwan setelah lulus pendidikan Semaba PK tahun 1998/1999. Saat itu, ia sebagai atlet taekwondo atau taekwondoin Maluku harus minta ijin dari kesatuannya untuk masuk TC Pra PON tahun 1999.
Waktu itu, situasi dan kondisi keamanan di Ambon dan Maluku umumnya sedang tidak aman, karena terjadi kerusuhan massa. Akibatnya persiapan kontingen Maluku ke Pra PON maupun PON 2000 di Surabaya akhirnya harus dilakukan di Jakarta.
Namun tidak membuat Isye dkk di tim taekwondo Maluku dan atlet cabang olahraga (cabor) lainnya patah semangat. Meski diakuinya cukup ganggu perasaan dan konsentrasi mereka di pemusatan latihan daerah (Pelatda).
“Waktu itu baru lulus Polwan. Dipanggil untuk persiapan Kejurnas sekaligus Pra PON. Meski situasi keamanan di Ambon tidak kondusif. Kami di Jakarta tetap berlatih keras. Hasilnya beta raih medali perunggu dan lolos ke PON 2000. Teman-teman lain juga lolos,” ungkap Isye, yang berlatih taekwondo sejak di SMP Negeri 4 Ambon tahun 1990, belum lama ini.
Pada arena PON 2000 di Surabaya, tim taekwondo Maluku mampu berprestasi maksimal. Beberapa medali berhasil direbut di arena bergengsi itu. Diantaranya dua medali emas dari kelompok putri oleh Nova Sahetapy dan Marce Latusalo serta perunggu di bagian putra juga.
Isye sendiri memperoleh.medali perunggu di kelas heavy putry. Dari prestasi tersebut, beberapa atlet taekwondo Maluku kemudian dipanggil ikut pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Jakarta untuk persiapan SEA Games 2001 di Malaysia.
“Dipanggil untuk Pelatnas SEA Games 2001 setelah rebut perunggu PON 2000. Tapi beta tidak ikut ke Pelatnas. Sebab bersamaan panggilan mengikuti Pendidikan Kejuruan Polri tahun 2001 juga. Kalau tidak keliru Nova dan Marce yang ikut Pelatnas saat itu,” tutur Isye.
Ia mengakui, saat dipanggil ikut Pelatnas SEA Games bulan November 2000 dirinya bangga. Namun harus ada pilihan. Karena berkaier sebagai anggota Polri, sehingga ketika diperintahkan ikut pendidikan kejuruan ia pun batal ikut Pelatnas.
“Beta memilih ikut pendidikan kejuruan Polri untuk masa depan. Itu pilihan. Jadi istirahat sebentar sebagai atlet taekwondo. Namun tetap berlatih,” ujar alumni SMA Negeri 2 Ambon 1996 dan Fakultas Hukum Unpatti 2007 ini.
Karier Isye sebagai Polwan setelah istirahat jadi atlet, cukup lancar. Ia sempat ditugaskan pada berbagai bidang atau satuan seperti biro personalia, reskrim, lantas, renmin, psikologi, intelkam, bahkan juga di satuan elit Brimob Polda Maluku.
Pada tahun 2012, Isye dapat kesempatan ikut pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) Angkatan ke-41. Setelah itu beberapa jabatan diemban nya antara lain Kanit II Satreskrim Polresta Ambon dan Kanit Laka Lantas Satlantas Polresta Ambon.
Dari Polresta Ambon, ia kemudian dimutasi ke Polda Maluku di bagian Intelkam dan Itwasda. Pada bulan Januari 2019, dia dipromosi sebagai Kapolsek Kawasan Bandara Pattimura.
Kini, Isye menjabat sebagai PS Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Administrasi (Kasubbagrenmin) Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Maluku.
Berbagai pelatihan dan pendidikan telah diikutinya. Termasuk dapat kesempatan ikut kegiatan internasional yaitu International Law Enforcement Academy di Bangkok Thailand tahun 2016.
“Puji syukur untuk Tuhan. Pilihan beta berkarier di Polri tidak keliru. Meski harus lepas kesempatan jadi atlet nasional,” ungkap pemegang DAN I taekwondo dan fasih berbahasa Inggris ini.
Namun demikian, Isye kini cukup prihatin dengan kondisi prestasi para atlet taekwondo Maluku pada even nasional misalnya di Kejurnas atau PON yang menurun jauh.
“Taekwondo Maluku harus bersatu dan bangkit lagi. Kita punya potensi besar dan pernah disegani lawan. Beta berharap kejayaan prestasi bisa dikembalikan lagi,” harapnya. (NP)