satumalukuID – Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Provinsi Maluku, Edwin Adrian Huwae meminta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku dan kabupaten/kota bisa memberikan pendampingan dan dana pembinaan kepada seluruh Cabang Olahraga (Cabor).
“Seperti di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, Buru, Buru Selatan serta Seram Bagian Timur, dan lainnya mengeluh soal pendampingan dari KONI,” kata Ketua Percasi Maluku, Edwin Adrian Huwae, di Ambon, Maluku, Senin (4/7/2022).
Menurutnya, ada beberapa pengurus KONI yang belum terbentuk sehingga berpengaruh terhadap pembinaan di Cabor dalam mempersiapkan atlet untuk mengikuti berbagai kegiatan.
Menurut Edwin, seluruh Cabor dituntut untuk bisa berprestasi pada semua ajang, namun biaya pembinaan sangat minim bahkan tidak dimaksimalkan untuk seluruh Cabor, termasuk di Provinsi Maluku dan kabupaten/kota.
Ia menegaskan, harus ada keberpihakan dari KONI Provinsi Maluku kepada pengurus Cabor, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
“Tugas KONI itu mengkoordinasikan dan memfasilitasi seluruh cabor untuk berprestasi. Oleh karena itu, soal pembinaan itu merupakan hal yang paling penting bagi KONI,” tegas Edwin.
Ia menyampaikan, setiap anggaran KONI itu ada dana pembinaan, sehingga diharapkan agar dana pembinaan bisa dibagikan kepada seluruh cabor yang aktif untuk mengelola atletnya, jangan sampai digunakan untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak substansial.
“Dana itu harus dibagikan ke seluruh cabor agar bisa memberikan pembinaan dan pendidikan yang baik kepada atlet kita, supaya Maluku berprestasi sebagaimana diharapkan bisa diraih,” ujarnya.
Senada dengan Ketua Percasi Maluku, Ketua Percasi Kabupaten Buru, Ridwan Tukuboya, mengatakan, KONI Provinsi Maluku harus secepatnya membentuk pengurus di tingkat kabupaten/kota agar bisa memberikan pendampingan bagi seluruh cabor di daerah, teristimewa kepada Percasi.
“Kami harap agar pembinaan dari KONI selaku induk dari seluruh cabor bisa direncanakan secara baik, karena seluruh atlet itu bersumber dari cabor,” ujar Tukuboya.
Menurut Ridwan, dana pembinaan dari KONI harus disalurkan secara baik ke seluruh cabor. Dia menyebut KONI tidak memiliki atlet, yang memiliki atlet itu adalah cabor. Untuk itu, perencanaan dari KONI Maluku harus betul-betul melihat program yang muncul dari tiap-tiap cabor.
Ia berharap, KONI Provinsi Maluku bisa bersinergi dengan KONI kabupaten/kota sehingga bisa melahirkan sebuah porsi pembinaan yang berkesinambungan di tiap Tahun.
“Ada dana pembinaan dari KONI, namun tidak dimaksimalkan untuk cabor-cabor di kabupaten/kota, seperti yang kita alami di kabupaten Buru,” pungkas Ridwan.