satumalukuID – Komisi III DPRD Maluku menjadwalkan peninjauan sejumlah lokasi di Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Maluku Tengah yang wilayahnya tergolong parah akibat terkena bencana alam banjir dan tanah longsor sejak akhir Juli 2022.
“Kami akan turun di SBB dan Maluku Tengah untuk melihat langsung situasi banjir dan kondisi di sana,” kata sekretaris Komisi III DPRD setempat, Ayu Hindun Hasanussy di Ambon, Sabtu (6/8/2022).
Menurut dia, memang hampir di semua kabupaten/kota di Maluku terkena bencana alam banjir dan longsor, namun yang paling parah adalah dua daerah ini dan memang sudah ditangani pemerintah dalam bentuk penanganan darurat.
“Namun Komisi III DPRD Maluku juga perlu melihat langsung situasinya seperti apa, sehingga saat ke Jakarta untuk memperjuangkannya bisa dijadikan bahan masukan dan pertimbangan oleh pemeritah,” ujar Ayu Hindun.
Soal data-data kerusakan memang telah disiapkan SKPD terkait, tetapi Komisi III juga perlu memperkuat lagi dengan turun langsung ke lapangan, baik di SBB dan Malteng, maupun di Kota Ambon.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Maluku, menyebabkan bencana alam banjir dan tanah longsor, disertai tumbangnya pepohonan, telah merusak sejumlah infrastruktur dan rumah-rumah warga.
Seperti di Pulau Haruku (Malteng) ada tiga negeri di kawasan itu yang mengalami berbagai kerusakan seperti putusnya jalan lingkar Pulau Haruku, satu gedung sekolah rusak, putusnya jembatan penghubung, dan ratusan rumah warga terendam banjir.
Kapolsek Pulau Haruku, Iptu Julkisno Kaisupy mengatakan, kerusakan infrastruktur dan rumah warga ini terjadi di Negeri Rohomoni, Haruku, serta Negeri Aboru.
Untuk Negeri Rohomoni, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejak pukul 03:00 WIT, menyebabkan arus air yang kuat menghantam tanggul hingga jebol.
Akibatnya air meluap sampai ke pemukiman warga dan menyebabkan jembatan sungai Kaminyan Wae rusak ringan dan pohon tumbang pada jalan trans Haruku, yakni dari arah Negeri Rohomoni menuju Negeri Haruku menyebabkan akses arus lalu lintas terganggu.
Kemudian di Negeri Haruku, pada Pukul 02:30 WIT hujan deras yang menyebabkan meluapnya sungai Wai Ira dan Wai Memi akibat jebolnya talud sungai.
Sehingga ketinggian air diperkirakan setinggi pinggang orang dewasa, dan ada dua rumah warga hanyut terbawa banjir, sementara puluhan rumah lainnya terendam air disertai lumpur, bahkan fasilitas umum seperti sekolah, jalan raya juga rusak berat.
Selain dua rumah warga hanyut terbawa arus air, tiga rumah lainnya rusak berat dan sekitar 146unit rumah warga terendam banjir, satu sekolah rusak ringan, dan jalan raya utama rusak berat.
Sementara di Negeri Aboru terdapat satu unit rumah warga rusak berat dan jembatan penghubung dalam negeri Aboru rusak berat.