Para penerima BLT BBM antri di Kantor Pos Ternate. Photo: Abdul Fatah/ant |
satumalukuID - Kantor Pos Ternate, Maluku Utara (Malut) berupaya penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) untuk masyarakat penerima di daerah pelosok yang tinggal di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T) tepat sasaran.
"Saat ini, untuk penyaluran BLT BBM di Malut sebanyak 70.019 penerima telah mencapai 84,11 persen dan tersisa 16,9 persen masih dilakukan penyaluran terutama daerah pelosok dan alasan terhambat proses penyaluran karena terkendala infrastruktur jaringan telpon seluler," kata Kepala Kantor Pos Ternate, M. Agusalim Masnur di Ternate, Jumat (30/9/2022).Dirinya merinci, untuk per 30 September 2022, bagi keluarga penerima manfaat (KPM) BLT saat ini masih dilakukan penyaluran di daerah pelosok Malut seperti Kabupaten Taliabu, Bobong, Maba, Maba Selatan, Kepulauan Sula, Saketa dan berbagai daerah yang sinyal telpon seluler belum terjangkau.
Menurut dia, sulitnya jangkauan jaringan seluler dan daerah pelosok, sehingga proses penyaluran BLT BBM kepada masyarakat belum seluruhnya dituntaskan, tetapi ditargetkan pada awal Oktober 2022 bisa terealisasi 100 persen.
Dia mengungkapkan, jajarannya saat ini tengah menyelesaikan penyaluran untuk tiga jenis BLT BBM untuk bulan September-Oktober 2022 per orang sebesar Rp300 ribu ditambah biaya sembako sebesar Rp200 ribu, sehingga setiap penerima mendapatkan Rp500 ribu.
Sedangkan untuk bantuan pangan non tunai (BPNT) triwulan III khusus di Kabupaten Halmahera Timur dan Pulau Taliabu sebesar Rp600 ribu per orang dalam proses penyaluran.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemensos Harry Hikmat Berdasarkan pengalaman dari jajarannya yang menyalurkan BLT BBM di kawasan 3T, terutama Malut dan sekitarnya, karena belum mendapati laporan adanya kendala berarti.
Menurutnya, hal utama dalam penyaluran bantuan di kawasan 3T agar berjalan tanpa kendala yakni penjadwalan yang matang.
"Kalau penyaluran ke kawasan 3T itu, pertama, harus dijadwalkan dengan baik untuk menjamin bahwa seluruh penerima itu, pada saat kita datang, hadir seluruhnya, karena tidak mungkin dikunjungi berkali-kali," katanya.
Di samping itu, adalah penunjukan petugas dan akan cenderung mengirimkan petugas yang betul-betul menguasai wilayah itu sehingga penyaluran bisa maksimal. Adapun, hal ketiga, bagi dia, yang tak bisa terelakkan adalah faktor alam dan jarak tempuh.
"Seringkali, kendala lebih banyak datang dari faktor alam dan jarak tempuh yang luar biasa. Cuaca dan jarak itu mempengaruhi transportasi kami menuju lokasi. Ada yang sampai harus menggunakan tiga jenis moda transportasi sekali tempuh, angkutan udara dulu ke lokasi terdekat, lalu angkutan darat, sudah itu, lanjut ke lokasi tujuan menggunakan angkutan kapal, baik itu laut maupun sungai," ujarnya. (Abdul Fatah/ant)