Maluku Utara menjadi salah satu provinsi, termasuk Kota Ternate yang memiliki naskah kuno perjalanan sejarah Jalur Rempah di Nusantara yang akan diusulkan ke UNESCO. |
satumalukuID - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menyatakan bahwa Maluku Utara (Malut) menjadi salah satu provinsi yang memiliki naskah kuno perjalanan sejarah jalur rempah di Nusantara yang akan diusulkan ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO)."Tentunya, dalam kronik sejarah nusantara lama, Malut terutama Ternate dan Tidore menjadi jalur perdagangan rempah termasyhur kala itu, karena memiliki komoditas rempah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa," kata Kepala ANRI, Imam Gunarto saat dihubungi dari Ternate, Rabu (7/12/2022).
Ia menyebutkan bahwa khusus untuk Ternate dan Tidore merupakan pemilik rempah cengkih, pala, yang mulanya hanya tumbuh dan ditemukan di Ternate, namun kemudian terbukti telah berkelana jauh hingga ditemukan di belahan dunia lain.
"Ternate dan Tidore adalah bagian dari Kepulauan Maluku bagian utara, yaitu pulau-pulau Ternate, Tidore, Makian, Bacan dan Moti. Temate memiliki rempah cengkih," katanya.
Oleh karena itu, berdasarkan sejarah, kata dia, Temate dan Tidore adalah bagian dari Kepulauan Maluku bagian utara yang oleh para pedagang dari jazirah Arab, kepulauan itu diberi nama "Jazirah Al Mulk" (Negeri Raja-Raja).
"Di mana di kepulauan raja-raja itu merujuk kepada empat kerajaan bahari, yang jejaknya masih bisa kita temui hingga saat ini, yaitu Kerajaan Jailolo, Ternate, Tidore dan Bacan. Wilayah tersebut digadang-gadang sebagai Taman Firdaus yang penuh misteri," katanya.
Para pedagang Arab dan China selama berabad-abad, kata dia, sengaja merahasiakan keberadaan kepulauan itu hingga maskapai dagang Eropa berhasil membuka tabir misteri rempah nusantara pada abad ke-16 Masehi.
"Sampai dengan awal abad ke-17 Masehi, cengkih dan pala hanya bisa ditemukan di kepulauan Maluku bagian utara dan Banda," katanya menegaskan..
Sehingga, kata dia, sebagai masyarakat bahari, orang-orang Ternate dan Tidore sangat akrab dengan lautan. Laut bukanlah pemisah bagi pulau-pulau mereka, tapi justru pemersatu bagi masyarakat yang beragam, mendampingi memori kolektif kejayaan rempah nusantara, yang pernah mengharumkan nama Maluku dalam kancah perdagangan dunia.
Untuk itu, tradisi berperahu dengan menggunakan perahu "Kora-Kora" yang dulu digunakan untuk pelayaran Hongi masih terus dilestarikan.
Peradaban rempah di wilayah ini pada suatu masa telah menciptakan laboratorium keragaman bangsa-bangsa dunia, di mana semua keragaman itu tercermin dengan jelas rempah raja nusantara yang melegenda dalam sejarah dunia, demikian Imam Gunarto. (Abdul Fatah/ant)