Aktivitas kapal nelayan di pesisir pulau Ambon. |
satumalukuID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Ambon mengimbau masyarakat pesisir mewaspadai gelombang tinggi mencapai empat meter, yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 8- 9 Februari 2023."Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar selalu waspada potensi terjadinya gelombang tinggi yang mencapai empat meter di sebagian perairan Maluku," Kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon Ashar di Ambon, Rabu (8/2/2023).
Ia mengatakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Timur Laut – Timur dengan kecepatan angin berkisar 5 - 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 30 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Arafuru bagian timur,Perairan Kep. Aru, dan Perairan Amamapare - Agats.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya peluang peningkatan tinggi gelombang 2,5 - 4 meter berpeluang terjadi di Laut Seram Bagian Barat, perairan Kepulauan Tanimbar, kepulauan Kei, Laut Banda, perairan Kepulauan Aru, laut Ara.
Gelombang setinggi 1,25 -2,50 meter (sedang) juga berpeluang terjadi laut Seram Bagian Timur, perairan selatan pulau Seram, perairan Sermata-Leti, pulau Buru, kepulauan Babar, Pulau Ambon dan kepulauan Lease dan laut Arafuru bagian barat.
BMKG mengimbau masyarakat untuk memperhatikan risiko keselamatan pelayaran. Risiko tinggi untuk perahu nelayan, jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter, sedangkan kapal tongkang 16 knot dengan tinggi gelombang 1,5 meter.
Sementara risiko tinggi untuk kapal feri kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter, dan kapal ukuran besar, seperti kapal kargo atau kapal pesiar, risiko tinggi jika menghadapi kecepatan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.
"Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada, " demikian Ashar. (Penina Fiolana Mayaut/ant)