Bunda literasi Maluku Widya Pratiwi Murad saat meresmikan Walang baca di Kampung Mahia, Maluku. Photo: HO-Pemprov Maluku/ant |
"Saat ini kami tengah melakukan pembudayaan gemar membaca sebagai upaya menggelorakan budaya baca dan literasi ke seluruh lapisan masyarakat, salah satunya melalui kehadiran Walang Baca," katanya di Ambon, Sabtu (4/2/2023).
Istilah Walang sendiri diambil dari dialeg Melayu Ambon yang diartikan sebagai tempat singgah bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah perkebunan di Maluku.
Pada walang baca tersebut 95 persen sumber bahan pembangunannya diambil dari alam.
Atap dibuat dari daun sagu, dinding dari pelepah sagu, dan lantai dari bambu.
Hal ini bertujuan untuk memaknai walang sebagai gubuk lokal orang Maluku yang ada di tengah hutan untuk beristirahat, bercocok tanam dan berkebun.
Oleh sebab itu penamaan Walang baca menjadi harapan tersendiri bagi masyarakat setempat agar dapat menjadi tempat singgah untuk membaca beragam koleksi buku di kampung Mahia, Maluku, ujarnya.
Menurut istri Gubernur Maluku itu saat ini masalah budaya baca dan literasi penting untuk dipahami karena tanpa keduanya maka orang Maluku tidak terampil, dan kekurangan informasi.
"Pada 2022 saya bersama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Maluku, telah melakukan berbagai kegiatan dalam mengkampanyekan budaya baca dan literasi, baik melalui sosialisasi budaya baca dan literasi pada 11 kabupaten kota di Maluku," kata dia yang merupakan istri Gubernur Maluku itu.
Tak hanya itu Widya juga menyerahkan sejumlah bantuan, berupa Paket Buku untuk Walang Baca Presisi.
"Semoga walang ini, akan menjadi bukti sejarah, bahwa anak gunung akan taklukan Kota. Salam literasi, literasi untuk kesejahteraan," katanya. (Ode Dedy Lion Abdul Azis/ant)