Guru Taman Kanak -kanak (TK) dan Pendidikan Usia Dini (PAUD) di Kota Ternate, diharapkan ikut pro aktif menyosialisasikan pencegahan stunting, baik kepada siswa maupun kepada orang tua mereka. |
satumalukuID - Pemerintah Provinsi Maluku Utara berharap Guru Taman Kanak- Kanak (TK) dan Pendidikan Usia Dini (PAUD) di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), ikut pro aktif menyosialisasikan pencegahan stunting, baik kepada murid maupun kepada orang tua."Langkah itu, sebagai bentuk rasa tanggung jawab bersama dalam penanganan stunting yang kini digencarkan oleh pemerintah pusat, agar Indonesia bebas dari stunting," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Ternate, Marliza M Tauhid di Ternate, Rabu (1/2/2023).
Menurut dia, pencegahan stunting tidak bisa ditangani hanya satu pintu, tetapi harus melibatkan semua pihak, termasuk para guru TK dan PAUD, apalagi mereka berhubungan langsung dengan anak - anak dan orang tuanya.
Ia melihat penyebab utama stunting adalah gizi buruk yang bukan semata-mata karena ketidakmampuan ekonomi, tetapi karena ketidaktahuan orang tua dalam memberikan asupan makanan yang bergizi kepada anak sehingga perlu sosialisasi kepada orang tua, terutama yang memiliki anak balita.
Dia berharap semua pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah Kota Ternate, kecamatan, kelurahan, kemudian petugas kesehatan, termasuk lembaga pendidikan harus mempunyai rasa tanggung jawab lebih menangani stunting di daerah ini.
Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Ternate, pada 2021 kasus stunting di daerah itu sebanyak 24 persen, tetapi pada 2022 turun menjadi 17,4 persen dan itu memberi indikasi bahwa upaya pencegahan dan penanganan stunting yang dilakukan Dinas Kesehatan setempat dan bersama semua pihak terkait lainnya di daerah ini membuahkan hasil.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan agar kepala daerah dapat melakukan intervensi dalam mencegah stunting, salah satunya dengan mengingatkan posyandu atau puskesmas untuk tidak memberikan biskuit dan bubur instan kepada bayi.
"Saya ingatkan pada saat intervensi masa kritis, intervensi jangan diberikan makanan yang namanya 'ultraprocess', biskuit, bubur instan, hati-hati. Ini banyak dilakukan, ini keliru lho," kata Presiden Jokowi saat membuka Rakornas Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia.
Presiden menjelaskan bahwa pentingnya pemberian protein hewani yang mengandung tinggi zat besi kepada bayi, bahkan sebelum bayi lahir.
Kepala Negara merinci penyumbang stunting sebesar 23 persen berasal ketika bayi belum lahir, sehingga ia mengingatkan agar kepala daerah dan BKKBN terus menekankan soal gizi pada ibu hamil dan memastikan mereka tidak mengalami anemia karena kurang zat besi.
Kemudian, 37 persen penyumbang stunting berasal ketika bayi sudah lahir dengan usia hingga dua tahun.
Ia meminta kepada posyandu dan puskesmas untuk secara aktif membantu calon ibu dan ibu yang memiliki balita tentang pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif selama 6 bulan. (Abdul Fatah/ant)