Ilustrasi - potensi gelombang tinggi di laut : anak-anak berenang dan bercengkrama.dengan ombak di pantai Mardika, Kota Ambon, Maluku. Photo: John Nikita Sahusilawane/ant |
satumalukuID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Ambon meminta masyarakat waspada gelombang tinggi hingga enam meter yang berpotensi terjadi di perairan Maluku pada 2 - 3 Maret 2023."Masyarakat diminta waspada gelombang sangat tinggi hingga enam meter di perairan di Maluku," Kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim BMKG Ambon Ashar di Ambon, Kamis (2/3/2023).
Ia mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari utara - timur laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 30 knot. Sedangkan wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya - Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5 - 35 knot.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Laut Arafuru, perairan Kepulauan Sermata - Letti, perairan Kepulauan Babar - Tanimbar, perairan Kepulauan Aru, perairan Merauke, Laut Banda bagian timur, Laut Arafuru bagian timur Kepulauan Aru, dan perairan Yos Sudarso.
Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Laut Banda, dan perairan Kepulauan Kai – Kepulauan Aru.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,5 meter (sedang) berpeluang terjadi di Laut Seram, perairan Pulau Buru, perairan Ambon - Lease bagian barat dan perairan Pulau Buru.
Untuk gelombang di kisaran lebih tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Pulau Seram, perairan Kepulauan Babar, perairan Kepulauan Tanimbar, Laut Banda Utara, perairan Kepulauan Kai, perairan Sermata- Leti, dan perairan Kepulauan Aru
Sementara gelombang sangat tinggi di kisaran 4-6 meter berpeluang terjadi di perairan Laut Banda bagian selatan.
BMKG meminta masyarakat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti perahu nelayan dan kapal tongkang, kapal feri, dan kapal kargo/kapal pesiar.
"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Ashar. (Penina Fiolana Mayaut/ant)