Ketua TP-PKK Maluku Widya Pratiwi Murad (tengah) bersama siswa SBT. |
satumalukuID - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Maluku Widya Pratiwi Murad menyosialisasikan program remaja sehat dan pembentukan posyandu remaja di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Maluku."Sebagai remaja yang nantinya akan menghasilkan generasi penerus, pola hidup sehat harus diperhatikan, agar nantinya dapat mencegah stunting, yang merupakan permasalahan yang harus diselesaikan," ujar Widya Pratiwi melalui keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Selasa (14/3/2023).
Dia menjelaskan pola hidup sehat yang harus diterapkan oleh remaja adalah dimulai dari hal-hal sederhana seperti tidak tidur larut malam.
Kemudian mengonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi seperti ikan segar atau protein lainnya.
Sehubungan dengan itu Dinas Kesehatan Provinsi Maluku pun telah menyosialisasikan pentingnya konsumsi tablet tambah darah khususnya bagi remaja perempuan sekali sepekan.
Tablet tambah darah berfungsi untuk mencegah anemia dan kekurangan sel darah merah.
Widya yang sekaligus merupakan duta parenting Maluku itu mengatakan program remaja sehat saat ini menjadi momentum dan pembelajaran bagi remaja untuk menerapkan pola hidup sehat.
Ia menjelaskan permasalahan stunting di Maluku merupakan tanggung jawab setiap elemen untuk itu dibutuhkan edukasi serta kepekaan sosial setiap elemen masyarakat.
"Sebagai agen stunting di dalam rumah maupun sekeliling, jika kelihatan anak yang kurang gizi bisa disampaikan kepada pihak terkait seperti RT," ucapnya.
Pasalnya kata Widya persoalan stunting di Maluku sendiri sudah menjadi program prioritas Presiden RI dan Gubernur Maluku.
"Kalau tidak sekarang kita perangi stunting kapan lagi, mari berantas stunting di Maluku," tegasnya.
Provinsi Maluku terdapat enam kabupaten di atas rata-rata prevalensi balita stunting Maluku. Sebanyak lima kabupaten/kota lainnya berada di bawah angka rata-rata provinsi.
Adapun tiga Kabupaten presentasi dalam kegiatan ini yakni Kabupaten Buru Selatan yang merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Maluku pada SSGI 2022, yaitu mencapai 41,6 persen. Angka tersebut naik 2,5 poin dari 2021 yang sebesar 39,1 persen
Kemudian Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang menempati peringkat kedua wilayah yang prevalensi stunting tertinggi yaitu sebesar 31,5 persen dan Kabupaten Kepulauan Aru yang menempati posisi ketiga prevalensi stunting tertinggi sebesar 28,1 persen di Provinsi Maluku.
Namun hal tersebut disikapi TP-PKK dengan terus memaksimalkan langkah upaya pencegahan stunting di setiap kabupaten/kota.
Hadir pada kesempatan itu Asisten II Sekda Maluku Meikyal Pontoh, Ketua TP-PKK Kabupaten SBT, Plt. Kepala Dinas Dukcapil Provinsi Maluku, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, pimpinan opd lingkup provinsi Maluku dan kabupaten SBT, beserta siswa sekolah menengah. (Ode Dedy Lion Abdul Azis/ant)