Sekda Maluku, Sadali Ie. |
satumalukuID - Pemerintah Provinsi Maluku meminta masyarakat dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar berperan aktif dalam penanganan TBC dan stunting di daerah itu."Sinergitas dan kolaborasi harus terus ditingkatkan melalui program dan kegiatan lintas sektor yang komprehensif," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Sadali Ie di Ambon, Senin (3/4/2023).
Hal itu dia sampaikan dalam peluncuran Pojok Peduli TBC-Stunting di Negeri (Desa) Laha, Pulau Ambon.
Dia menjelaskan hal itu untuk mewujudkan misi pembangunan Pemerintah Provinsi Maluku yang dikelola secara jujur, bersih dan melayani, serta terjamin dalam kesejahteraan dan berdaulat atas gugusan kepulauan.
Ia menyampaikan dengan adanya Pojok Peduli TBC dan Stunting Mandiri di Negeri Laha dapat menambah pemahaman masyarakat tentang pencegahan serta penanggulangan TBC dan stunting.
“Ini merupakan langkah strategis untuk penurunan angka stunting dan pasien TBC di daerah ini sekaligus mendukung program pemerintah dalam eliminasi TBC tahun 2030. Oleh karena itu, saya mengharapkan masyarakat ikut berperan aktif untuk memutuskan mata rantai penularan TBC serta perbaikan gizi guna menurunkan angka prevalensi pasien TBC dan stunting di Provinsi Maluku," ucapnya.
Sebelumnya, Duta Parenting Maluku Widya Pratiwi Murad bersama balai kesehatan paru masyarakat Provinsi Maluku meluncurkan Pojok Peduli TBC-Stunting di Negeri Laha, Pulau Ambon untuk menekan angka stunting dan TBC di Provinsi Maluku.
Ia mengatakan berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) 2022 Indonesia kembali menduduki peringkat kedua di dunia setelah India dalam kasus TBC.
Provinsi Maluku dengan 48,5 persen kasus menjadi urutan ke-18 di Indonesia, dari 34 provinsi dan Kota Ambon menjadi peringkat ketiga dari 11 kabupaten/kota dengan presentasi 59,6 persen kasus.
“Dalam rangka percepatan penanganan TBC dan stunting, peran pemangku kebijakan lintas sektor sangat penting guna menyinergikan upaya-upaya yang mendukung program pemerintah untuk mewujudkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2023, yang diharapkan pada tahun 2024 nanti Maluku bisa mencapai angka 20 persen Mudah-mudahan masyarakat yang ada di Negeri Laha bisa peduli dengan stunting sehingga kita sama-sama bisa tangani stunting dan TBC di Kota Ambon,” ujar Widya. (Ode Dedy Lion Abdul Azis/ant)