Tidak terkecuali di negeri asalnya sendiri, Maluku. Nama itu digunakan untuk Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Kodam XVI Pattimura, Pangkalan TNI AU Pattimura, Bandara Internasional Pattimura dan jalan raya Pattimura.
Siapa Pattimura? Nama itu adalah gelar untuk pemimpin perang melawan penjajah Belanda di Saparua dan Lease umumnya, yang bernama Thomas Matulessy.
Berikut ini, catatan sejarah singkat Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura yang ditulis oleh Thomas Matulessy S.Sos, ahli waris generasi ke-6 sang pahlawan tersebut.
PERIODE PASCA PERANG PATTIMURA 1817 – 1921
Setelah pasukan Belanda menguasai kembali Benteng Duurstede dan Pulau Saparua, Haruku serta Nusalaut maka semua raja patih di Lease kembali menunjukan kesetiaan atau "cari muka" kepada Belanda dan melaporkan tentang asal Negeri Thomas Matulessy yaitu dari Negeri Hulaliu di Pulau Haruku.
Untuk menyelamatkan keluarga Matulessy dari ancaman pembunuhan maka Raja Hulaliu memerintahkan untuk keluarga Matulessy mengganti marga atau "fam" menjadi Lessiputty pada November 1817.
Karena itu, Keluarga menggunakan marga Lessyputty namun tetap menikmati warisan dusun-dusun yang terdaftar dengan nama Matulessy.
[cut]
Setelah 100 tahun kemudian muncullah ancaman baru yaitu pemerintah dan masyarakat Hulaliu menganggap bahwa keluarga Lessyputty tidak berhak atas dusun Matulessy karena menganggapnya sebagai "dati lenyap".
Untuk mengatasi hal ini, atas inisiatif Benjamin Lessyputty dan Matia Lessyputty, atas nama keluarga mengirimkan Surat Permohonan balik nama marga ke Belanda dan kepada Gubernur Jenderal di Batavia pada tahun 1920.
Dan disetujui pada Mei 1921 kembali menggunakan marga Matulessy dan menikmati dusun-dusun Matulessy dan pada bulan Mei 2021 Kami telah mensyukuri 100 tahun menggunakan nama marga Matulessy di Negeri Hulaliu.
PERIODE INDONESIA MERDEKA
Pada tahun 1951 Gubernur Maluku Mr.Johanes Latuharhari membentukTim Sejarah untuk meneliti sejarah Pattimura dan melakukan kajian yang berpusat hanya di Saparua.
Hasil yang dilaporkan kepada Gubernur adalah : tanggal, 15 Mei sebagai Hari Pattimura, lukisan wajah Thomas Matulessy menggunakan Parang dan Salawaku.(dilukis oleh Stevanus Latumahina) dan keluarga Matulessy dari Haria diusulkan sebagai ahli waris Thomas Matulessy.
[cut]
Setelah itu, pada tahun 1973 dikeluarkan SK Presiden tentang Pahlawan Nasional dan menuliskan nama Kapitan Pattimura tanpa menyebut nama Thomas Matulessy.
Pada tanggal, 5-8 November 1993, untuk pertama kali dilakukan Seminar Sejarah Perjuangan Pattimura di Ambon.
Pada saat Seminar mendapat materi dari Drs I.O. Nanulaita salah seorang pakar sejarah yang terlibat aktif dan menulis buku Kapitan Pattimura.
Menurut I.O. Nanulaitta bahwa selama beliau melakukan penelitian di Saparua tidak ditemukan silsilah keluarga Thomas Matulessy sehingga beliau mengusulkan kepada keluarga Matulessy di Haria untuk menambahkan nama Thomas Matulessy dalam silsilah keluarga Matulessy sebagai adik dari Johanes Matulessy.
Serta disebutkan bahwa Thomas Matulessy belum kawin dan mati dihukum dalam Perang Pattimura, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada keturunan Thomas Matulessy di Negeri Haria.
Silsilah dibuat oleh tim pada tahun 1960 dan diterima sebagai Sejarah Indonesia sampai sekarang.
[cut]
Pada saat seminar ketika keluarga Matulessy dari Hulaliu menunjukan silsilah yang ditulis pada tahun 1908, maka I.O. Nanulaita terkejut dan mengatakan bahwa mengapa baru sekarang kalian menunjukan bukti-bukti seperti ini?.
Berdasarkan bukti-bukti yang disampaikan dan dianggap sebagai bukti/fakta baru maka tim perumus seminar merumuskan hasil dalam rekomendasi dan saran yakni:
1. Mengusulkan kepada Presiden untuk perlu menambahkan nama almarhum Thomas Matulessy didalam Lampiran Keputusan Presiden.
2. Perlu untuk dilakukan penelitian tentang silsilah keluarga Matulessy di Negeri Haria dan Negeri Hulaliu, yang sampai saat ini belum dilakukan.
Kemudian tahun 2018 atas prakarsa Heppy Lelapary SPd M.Pd seorang dosen dan peneliti dari Unpatti telah melakukan kajian lapangan di Negeri Hulaliu dan telah diseminarkan pada Agustus 2018 di Aula FKIP Unpatti atas kerja sama Forum Dosen Indonesia wilayah Maluku dan telah merekomendasikan bahwa Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura adalah putra Hulaliu Haturessy Rakanyawa.
Yang terkini, pada tahun 2022 telah diterbitkan buku yang ditulis oleh Thomas Matulessy S.Sos ahli waris generasi ke 6 tentang Sejarah Asal-Usul Pahlawan Nasional Thomas Matulessy Kapitang Pattimura Anak Negeri Hulaliu.
Selamat Hari Pattimura ke-206 dan Selamat HUT Kodam XVI Pattimura ke-24, 15 Mei 2023. (NP)