Sani Tawainella (tengah) bersama Novi Pinontoan (kanan) saat menjadi narasumber di RRI Ambon. |
satumalukuID - Sani Tawainella, mantan pesepakbola asal Negeri Tulehu, Maluku Tengah, meninggal dunia, Rabu (28/6/2023).
Kabar duka meninggalnya salah satu legenda sepakbola di Maluku ini ramai dikabarkan berbagai pecinta bola di Maluku.
"Adooo... Bro Sani Tawainella meninggal e. RIP Coach Sani," tulis Pemimpin Redaksi suaramaluku.com Novi Pinontoan di akun facebooknya.
Novi memosting foto dirinya saat bersama Sani Tawainella ketika menjadi pembicara acara talkshow di RRI Ambon.
Novi yang dikenal sebagai wartawan olahraga kawakan di Maluku ini juga menulis, " Selamat jalan teman diskusi dan sumber informasi. Kiprah dan pengabdian untuk pembinaan usia dini dan pemersatu anak-anak Maluku tetap dikenang. Selamat jalan inspirator film Cahaya dari Timur, Beta Maluku."
Ketua Asprov PSSI Maluku Supyan Lestaluhu juga menyampaikan duka mendalam.
"Turut berduka cita yang mendalam atas berpulangnya pahlawan sepak bola Maluku Sani Tawainella yang pernah membawa Maluku menjuarai Piala Medco 2006," ujarnya.Sani Tawainella diketahui meninggal dunia di rumahnya karena penyakit stroke. Almarhum sempat menjalani perawatn di RS Ishak Umarella, Tulehu, Maluku Tengah.
Diketaui, kisah hidup Sani Tawainella menjadi sumber inspirasi bagi mendiang Glenn Fredly untuk mengisahkan perjalanan hidupnya di film 'Cahaya dari Timur, Beta Maluku'.
Diketaui, kisah hidup Sani Tawainella menjadi sumber inspirasi bagi mendiang Glenn Fredly untuk mengisahkan perjalanan hidupnya di film 'Cahaya dari Timur, Beta Maluku'.
Glenn kemudian mengajak sutradara kenamaan Angga Dwimas Sasongko untuk menggarap film tersebut di Ambon.
Sosok Sani Tawainella yang diperankan Chicco Jerikho dikisahkan ingin menyelamatkan anak-anak di kampungnya dari konflik agama yang terjadi di Ambon melalui sepak bola.
Di tengah kesulitan hidup serta pilihan antara keluarga atau tim sepak bola, Sani ditugaskan membawa timnya mewakili Maluku di kejuaraan nasional.
Keputusannya membaurkan anak-anak yang berbeda agama dalam satu tim pun membuahkan hasil dengan meraih juara pada Piala Medco 2006.
Upayanya pun membuahkan hasil dan sepak bola menjadi instrumen pemersatu tanpa sekat.
Sani Tawainella meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. (alvi petra)