dokumentasi upaya penyelamatan di laut yang dilakukan Basarnas Ambon |
satumalukuID - Upaya pencarian wisatawan mancanegara asal Amerika Serikat, Carol Colleen Monfore (68), yang hilang di perairan Pulau Reong, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), telah berlangsung lebih dari satu minggu namun belum menemui hasil.
Korban dilaporkan hilang sejak Kamis, 26 September, saat melakukan aktivitas diving di perairan tersebut.
"Korban melakukan penyelaman bersama enam rekannya dan didampingi oleh pemandu wisata dari Kalabahi, Nusa Tenggara Timur (NTT)," ungkap Kapolres Maluku Barat Daya, AKBP Pulung Wietono, Jumat (4/10/2024).
Kondisi laut yang dilaporkan mengalami arus bawah air yang kuat diduga menjadi penyebab terseretnya korban.
Insiden ini pertama kali dilaporkan kepada Basarnas Ambon pada Jumat, 27 September, yang kemudian segera mengoordinasikan upaya pencarian dengan tim Basarnas Kalabahi, NTT.
Kapolsek Wetar, pada Sabtu pagi, mengonfirmasi kejadian tersebut setelah dihubungi oleh pemandu wisata, Seno Suwarno, yang melaporkan hilangnya Carol Colleen Monfore.
Pencarian melibatkan kapal Phinisi Tiare milik korban, serta kapal Seemore dan Phinisi Neiomi, yang kebetulan berada di lokasi untuk perjalanan menuju Kepulauan Laut Banda, Kabupaten Maluku Tengah.
[cut]
Tim Basarnas Kalabahi tiba di Pulau Reong pada Sabtu, 28 September, pukul 12.00 WIT, dan segera memulai operasi pencarian.
Namun, hingga Kamis, 3 Oktober, korban belum ditemukan, meskipun pencarian terus dilakukan dengan koordinasi dari Basarnas Ambon dan berbagai pihak terkait.
Upaya pencarian melibatkan warga lokal, yang menggunakan perahu motor dan speed boat untuk menyisir pesisir Pulau Reong.
"Kami telah meminta bantuan warga Desa Nabar untuk membantu pencarian di pesisir pantai dan perairan sekitar Pulau Reong," ujar AKBP Pulung.
Kapolres Maluku Barat Daya juga menyoroti kurangnya koordinasi dari pihak pemandu wisata, yang tidak melaporkan kedatangan mereka kepada pihak berwenang.
Hal ini, menurutnya, dapat membahayakan keselamatan wisatawan, mengingat kondisi perairan yang ekstrem dan adanya ancaman buaya di sekitar Pulau Wetar.
Ateng Davids, Kepala Kecamatan Wetar Utara, juga menyatakan tidak menerima laporan resmi terkait hilangnya wisatawan tersebut.
"Kami belum mendapat informasi dari kepala desa karena kondisi geografis dan keterbatasan jaringan komunikasi di wilayah ini," ujarnya. (aldi)