SATUMALUKUID -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Maluku melepasliarkan sebanyak 117 ekor satwa dilindungi di kawasan Hutan Desa Karangguli, Dobo, Kabupaten Aru.
"Pelepasliaran ini merupakan bagian dari upaya pelestarian ekosistem dan perlindungan satwa liar di wilayah Maluku," kata Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Maluku, Seto, Jumat (6/12/2024).
Adapun rincian satwa yang dilepasliarkan meliputi 48 ekor sanca hijau (Morelia viridis), 26 ekor biawak Aru (Varanus becarii), 1 ekor biawak Maluku (Varanus indicus), 4 ekor sanca patola (Simalia amethistina), 8 ekor kadal panana (Tiliqua gigas) dan 30 ekor kura-kura air tawar (Elseya rhodini).
Menurut Seto, satwa-satwa tersebut sebelumnya merupakan hasil penyelamatan dan pengamanan peredaran satwa dilindungi di Pelabuhan Yos Sudarso Dobo oleh petugas di wilayah Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Saumlaki, Resort KSDA Dobo.
"Sebelum dilepasliarkan, satwa-satwa ini menjalani proses perawatan, rehabilitasi, dan pemeriksaan kesehatan di Stasiun Konservasi Satwa Dobo," ungkapnya.
Seto menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan pihak terkait yang turut mendukung pelepasliaran ini.
Proses tersebut melibatkan masyarakat lokal, aparat desa, dan organisasi konservasi setempat yang membantu memantau pelepasliaran serta memberikan edukasi kepada masyarakat guna mencegah perburuan liar.
"Kami terus berupaya melestarikan ekosistem Maluku dengan memastikan satwa liar dapat hidup di habitat aslinya. Hutan Karangguli dipilih karena memiliki ekosistem yang mendukung kebutuhan hidup berbagai jenis satwa ini," kata Seto di Ambon, Jumat.
BKSDA Maluku berharap pelepasliaran ini menjadi langkah awal yang signifikan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi satwa liar.
"Kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kekayaan alam Maluku demi keberlanjutan generasi mendatang," tambah Seto.
Hutan Desa Karangguli kini menjadi salah satu kawasan konservasi yang diharapkan dapat menjadi rumah yang aman bagi satwa-satwa liar ini sekaligus meningkatkan keanekaragaman hayati di wilayah Maluku. (Mars).