SATUMALUKU.ID -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku memberikan pelatihan kepada pemandu wisata di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Pombo.
Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan konservasi para pemandu untuk mendukung pelestarian lingkungan.
“Pelatihan pemandu wisata alam tingkat pemula ini dilakukan melalui kegiatan selam untuk meningkatkan kapasitas masyarakat pemandu di TWA Pulau Pombo,” ujar Polisi Kehutanan BKSDA Maluku, Seto, di Ambon, Rabu (18/12/2024).
Pelatihan berlangsung selama empat hari dengan diikuti 20 peserta dari empat kelompok pemberdayaan masyarakat yang berasal dari Negeri Tulehu, Negeri Waai, Negeri Liang, dan Negeri Kailolo di Kabupaten Maluku Tengah.
Pelatih dari Bandung Scuba Center memberikan materi dengan metode kombinasi teori dan praktik.
Sesi teori dilaksanakan di Pusat Konservasi Satwa (PKS) Kepulauan Maluku, sedangkan praktik menyelam dilakukan langsung di kawasan TWA Pulau Pombo.
Materi pelatihan mencakup dasar-dasar snorkeling, tanggap darurat (emergency fast response), teknik dokumentasi, dasar menjadi guide snorkeling, dan briefing snorkeling.
Seto menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk memastikan pengelolaan TWA Pulau Pombo tetap mengikuti prinsip-prinsip pelestarian lingkungan.
"Pemandu wisata memiliki peran strategis sebagai ujung tombak edukasi bagi pengunjung. Pemahaman mereka tentang konservasi sangat penting untuk menjaga keunikan ekosistem Pulau Pombo,” katanya.
Pulau Pombo dikenal sebagai destinasi wisata unggulan di Maluku dengan keindahan terumbu karang dan kekayaan hayati lautnya.
Namun, meningkatnya aktivitas wisata menimbulkan tantangan berupa ancaman kerusakan ekosistem. Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi salah satu upaya BKSDA Maluku untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar kawasan konservasi.
“Harapannya, peserta pelatihan dapat menjadi kader-kader muda konservasi yang berperan sebagai pemandu snorkeling dan diving di TWA Pulau Pombo,” ujar Seto.
BKSDA Maluku juga berencana mengadakan pelatihan serupa secara rutin ke depannya untuk memperkuat kapasitas pengelolaan kawasan konservasi di Maluku.(Tyo)