SATUMALUKU.ID -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Maluku terus memaksimalkan pelaksanaan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) sebagai salah satu upaya menekan angka stunting di daerah tersebut.
"Gerakan ini dijalankan serentak di seluruh Indonesia, termasuk Provinsi Maluku, guna menekan angka stunting menuju Indonesia Emas 2045," ujar Kepala Perwakilan BKKBN Maluku, dr. Mauliwaty Bulo, dalam keterangan tertulis di Ambon, Jumat (28/12/2024).
Setelah sebelumnya diluncurkan di Desa Hunut, Kota Ambon, program Genting kini diperluas ke sejumlah wilayah lain di Maluku.
Salah satunya adalah Kabupaten Seram Bagian Barat, di mana prevalensi stunting pada 2023 mencapai 31,4 persen berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI).
Dr. Mauliwaty menjelaskan gerakan ini melibatkan orang tua asuh dari berbagai kalangan, mulai dari individu, perusahaan swasta, hingga BUMN.
Mereka berperan dalam mendukung pemenuhan nutrisi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.
Selain pemberian nutrisi, kontribusi mitra pelaksana juga mencakup bantuan non-nutrisi, seperti pembangunan fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK), penyediaan rumah layak huni, serta edukasi kesehatan bagi ibu hamil, remaja, dan Keluarga Risiko Stunting (KRS).
Minimnya edukasi tentang kesehatan dan pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan anak menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting di beberapa daerah.
Karena itu, program Genting dianggap sebagai solusi strategis untuk menciptakan generasi Indonesia yang sehat dan berkualitas.
"Stunting adalah permasalahan bersama dan tanggung jawab semua pihak. Oleh karena itu, pelaksanaan program ini harus melibatkan seluruh elemen pemerintah, swasta, dan masyarakat," tegas dr. Mauliwaty.
Sebagai langkah penyelarasan program, BKKBN Maluku juga mengadakan lokakarya pemutakhiran pendataan keluarga untuk mempercepat pelaksanaan Genting di Provinsi Maluku. (Tyo)