SATUMALUKU.ID -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengajak nelayan di Maluku untuk membeli BBM subsidi melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN), seperti yang ada di kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tantui, Ambon.
BBM subsidi ini dapat diakses oleh nelayan yang telah memiliki barcode dan rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) provinsi maupun kabupaten/kota.
"Nelayan yang terdaftar bisa melaut hingga ke daerah lain, seperti Pulau Banda, dengan BBM yang disediakan sesuai kapasitas mesin kapal untuk perjalanan pergi dan pulang," kata Bahlil saat berada di Ambon, Rabu (18/12/2024).
Pembangunan SPBUN, lanjutnya, merupakan bagian dari program pemberdayaan yang bertujuan mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir serta pulau-pulau kecil.
"Program ini diharapkan meningkatkan pendapatan rumah tangga nelayan," ungkapnya.
SPBUN ditujukan untuk kapal berukuran di bawah 30 Gross Tonnage (GT) yang memiliki pas kapal dan tanda daftar kapal perikanan. Hal ini menjadi bentuk perlindungan dan kepastian hukum bagi nelayan.
"Kehadiran SPBUN mempermudah nelayan dalam pengisian bahan bakar dan akses melaut karena suplai BBM tersedia langsung di lokasi SPBUN," jelasnya.
SPBUN Kota Ambon (kode 88.791.01), yang telah beroperasi sejak 2021, menyediakan produk Biosolar dan Dexlite yang disuplai dari Integrated Terminal BBM Wayame.
Rata-rata penyaluran Biosolar mencapai 4,56 kiloliter per hari, sementara Dexlite mencapai 0,52 kiloliter per hari.
Saat ini, terdapat sekitar 12 SPBUN di Maluku yang tersebar di berbagai kabupaten/kota.
Beberapa lokasi di antaranya berada di kawasan Tantui, Negeri Tulehu (Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon), Kota Tual, dan Saumlaki (Kabupaten Kepulauan Tanimbar).
Bahlil menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memastikan ketersediaan BBM subsidi bagi nelayan guna mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir dan keberlanjutan ekonomi kelautan di wilayah tersebut. (Tyo).