SATUMALUKU.ID -- Ketua Komisi I DPRD Kota Ambon, Muhammad Aris Soulisa, mengungkapkan keprihatinannya atas peningkatan kasus HIV yang terus bertambah setiap hari.
"Saya sangat prihatin. Kami akan segera memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk membahas langkah-langkah strategis dalam penanganan dan pencegahan penyakit ini," ujar Aris di Ambon, Kamis (19/12/2024).
Menurut Aris, lonjakan kasus HIV membutuhkan perhatian serius agar tidak menjadi persoalan besar di masa depan.
Ia juga mendorong berbagai pihak, termasuk organisasi kepemudaan, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, untuk turut terlibat dalam mengatasi masalah ini.
"Kita harap semua pihak berperan aktif melihat persoalan ini. Kolaborasi sangat penting dalam upaya menekan angka penyebaran HIV," tambahnya.
Aris meminta Dinkes Ambon untuk memperluas program edukasi terkait bahaya seks bebas, khususnya kepada kaum muda.
Ia mengusulkan kegiatan edukasi dilakukan di sekolah, kampus, dan lingkungan masyarakat untuk mencegah perilaku yang berisiko.
"Kami ingin Dinkes lebih masif memberikan edukasi. Dengan begitu, warga, terutama kaum muda, dapat memahami risiko dan tidak terjerumus ke dalam seks bebas," tegasnya.
Sebagai langkah konkret, DPRD Kota Ambon akan meminta laporan lengkap dari Dinkes terkait angka kasus terbaru, penyebab lonjakan, dan evaluasi efektivitas program penanggulangan yang telah berjalan.
"Kami juga mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, waspada, dan tidak ragu memanfaatkan layanan kesehatan yang tersedia," tambah Aris.
Diketahui, sebanyak 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku tercatat memiliki kasus HIV/AIDS.
Hal ini berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Daud Samal.
Hingga tahun 2023, total kasus HIV/AIDS di Maluku mencapai angka 8.231. Di Kota Ambon menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 5.072 kasus.
Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) berada di peringkat kedua dengan 917 kasus, disusul oleh Kabupaten Kepulauan Aru sebanyak 650 kasus.
Selanjutnya, Kabupaten Maluku Tengah mencatatkan 489 kasus, diikuti oleh Kota Tual dengan 272 kasus. Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) melaporkan 231 kasus, sementara Maluku Barat Daya mencatatkan 152 kasus.
Di Kabupaten Seram Bagian Barat, ditemukan 148 kasus, diikuti oleh Kabupaten Buru dengan 135 kasus.
Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) mencatatkan 103 kasus, dan Kabupaten Buru Selatan memiliki jumlah kasus terendah, yaitu 44 kasus.
Angka-angka ini menunjukkan pentingnya upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan kasus HIV/AIDS di setiap kabupaten/kota untuk menekan penyebaran penyakit tersebut di Provinsi Maluku. (Mars).