Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Halsel Meningkat dalam Tiga Tahun Terakhir

Share:


SATUMALUKU.ID
-- Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara, terus meningkat selama tiga tahun terakhir. 

Berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB), total jumlah kasus dari tahun 2022 hingga 2024 mencapai 149 kasus, dengan kekerasan seksual menjadi jenis kasus tertinggi.

Kepala DP3AKB Halmahera Selatan, Karima Nasaruddin, menyatakan bahwa kekerasan seksual mendominasi dengan 81 kasus, sebagian besar korbannya adalah anak di bawah umur, sering kali dilakukan oleh orang dekat.

"Kekerasan seksual terhadap anak sering kali berkaitan dengan pergaulan bebas. Orang tua perlu memperketat pengawasan dan mendampingi anak-anak mereka," ujar Karima, Minggu (19/1/2025).

Selain kekerasan seksual, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) juga menjadi perhatian. 

Menurut Karima, faktor ekonomi dan perselingkuhan sering memicu terjadinya KDRT yang kerap berujung pada perceraian.

"Masalah ekonomi dan perselingkuhan adalah penyebab utama. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan rumah tangga atau adanya perselingkuhan, baik dari pihak istri maupun suami, sering memicu konflik," jelasnya.

DP3AKB terus menggencarkan berbagai program pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, namun Karima menegaskan bahwa peran seluruh pihak, termasuk orang tua, sangat penting.

"Kami butuh keterlibatan semua stakeholder untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan anak," tambahnya.

Meningkatnya angka kekerasan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama mengambil langkah pencegahan dan memberikan perlindungan maksimal bagi korban. (Tyo)

Share:
Komentar

Berita Terkini