Perayaan Imlek di Kota Ambon Sudah Sejak Seratus Tahun Lalu

Share:



SATUMALUKU.ID
-- Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 atau 2025 Masehi telah diperingati pada hari Rabu (29/1/2025).

Nah, untuk diketahui, di Tahun Baru Imlek 2025 ini masuk tahun Ular Kayu.

Terkait dengan perayaan Imlek tersebut, ternyata di Kota Ambon sebagai ibukota Provinsi Maluku, telah dirayakan sejak kurang lebih seratus tahun lalu oleh masyarakat keturunan Tiongkok atau Cina.

Hal itu dapat dibuktikan melalui beberapa foto atraksi Barongsai serta tradisi "Hela Kereta" oleh warga Ambon dan Ternate keturunan Cina di masa kolonial Belanda.

Salah satu foto yang bersumber dari Rijksmuseum Amsterdam, terlihat atraksi Barongsai di Kampong Cina, Ambon, dalam rangka perayaan Imlek (Chinees Nieuwjaar) pada sekitar tahun 1900 - 1920.

Selain itu dari sumber yang sama, salah satu acara perayaan Chinees Nieuwjaar (Imlek) di Maluku masa Hindia-Belanda adalah tradisi "Hela Kereta" keliling kampong Cina di Ternate tahun 1910 dan Ambon tahun 1910 - 1920.

Kemudian di sekitar tahun yang sama, juga terdokumentasi perayaan Imlek yang dipusatkan di kawasan Esplanade (sekarang Lapangan Merdeka) Ambon.

Kampung Cina atau Pecinaan di Kota Ambon sejak jaman kolonial atau ratusan tahun lalu, lokasinya terletak di seputaran jalan AY Patty, Sam Ratulangi, AM Sangadji hingga Pelabuhan Yos Sudarso.

Di sekitar situ juga terdapat Sekolah Khusus orang Cina yang bernama "Poitek". Lokasinya di belakang Kantor Walikota yang kini jadi Kantor Kearsipan Daerah Maluku.

Apa Arti Kata Imlek?

Sementara itu, bila berbicara tentang Imlek, dari mana dan apa makna kata Imlek itu?

Dikutip dari Tribunnews.com. Ternyata, kata Imlek merupakan penyebutan yang hanya ada di Indonesia saja. 

Sedangkan di dataran China, perayaan Imlek disebut dengan Chunjie. Mengutip Bobo, Chunjie merupakan festival menyambut musim semi.

Setiap menjelang bulan Februari, China sedang mengalami musim semi, sehingga Chunjie bisa disebut sebagai perayaan menyambut musim semi yang hangat.

Sementara di Indonesia yang hanya memiliki dua musim saja, penyebutan kata Chunjie tidak tepat.

Maka dari itu, perayaan Chunjie di Indonesia diganti dengan penyebutan Tahun Baru Imlek.

Kata Imlek berasal dari dialek Hokkian yang dalam bahasa Mandarin disebut yin li.

Jika diartikan, yin li berarti lunar calendar atau kalender lunar, penanggalan yang dihitung berdasarkan peredaran bulan.

Selain itu, sebagian orang menyebut perayaan Tahun Baru Imlek dengan istilah Sincia.

Sama halnya dengan Imlek, Sincia juga berasal dari dialek Hokkian, yang dalam bahasa Mandarin disebut xin zheng (dibaca: sin ceng). (NP)

Share:
Komentar

Berita Terkini