SATUMALUKU.ID -- Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, kembali mengalami erupsi pada Minggu, 16 Maret 2025, pukul 14.42 WIT. Letusan ini menghasilkan kolom abu setinggi 3.100 meter dari puncaknya.
"Kolom letusan berwarna kelabu dengan intensitas tebal, condong ke arah barat dan barat laut," ujar Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, melalui keterangan tertulis.
Badan Geologi masih mempertahankan status Gunung Dukono pada Level II (Waspada). Masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak mendekati area dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi guna menghindari potensi bahaya.
Menurut Wafid, letusan Gunung Dukono berisiko melontarkan batu ke area sekitar kawah dan memicu hujan abu di desa-desa di sektor barat dan timur, tergantung arah angin.
Selain itu, erupsi juga berpotensi menyebabkan aliran lahar, terutama saat musim hujan, di sepanjang Sungai Mamuya (sebelah utara Gunung Dukono) dan Sungai Mede dan Tauini (sebelah timur laut).
Aktivitas vulkanik gunung ini terpusat di Kawah Malupang Warirang, yang memiliki ketinggian 1.086 meter di atas permukaan laut.
"Erupsi yang terjadi saat ini bersifat magmatik eksplosif, yang berarti letusan berasal dari magma di dalam perut bumi," jelas Wafid.
Gunung Dukono menunjukkan tingkat aktivitas vulkanik yang tinggi sejak awal tahun 2025.
Berdasarkan catatan Badan Geologi, jumlah letusan harian berkisar antara 60 hingga 394 kejadian, dengan rata-rata 227 kali erupsi per hari.
Tinggi kolom abu yang dihasilkan dalam periode tersebut bervariasi antara 200 hingga 2.500 meter.
Masyarakat di sekitar Gunung Dukono diminta tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang untuk menghindari dampak erupsi lebih lanjut. (Tyo)