SATUMALUKU.ID -- Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, mengungkapkan keprihatinannya terhadap biaya hidup tinggi di Kota Ternate, yang dinilai memberatkan mahasiswa dari berbagai daerah di provinsi tersebut.
Sebaliknya, Kota Sofifi, sebagai ibu kota provinsi, memiliki biaya hidup yang lebih rendah tetapi fasilitas pendidikan tinggi masih belum memadai.
Keluhan ini disampaikan Sherly Laos saat berkunjung ke Kementerian Diktisaintek bersama rombongan pada Kamis, 20 Maret 2025. Ia didampingi oleh Anggota DPD RI Dapil Maluku Utara, Dr. Graal Taliawo, serta para Rektor Perguruan Tinggi di Malut.
Dalam konsultasinya dengan Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto, Sherly Laos membahas berbagai isu pendidikan, termasuk Sekolah Garuda, Sekolah Rakyat, beasiswa, dan pembangunan kampus.
Ia menyoroti kondisi biaya hidup di Ternate yang terlalu tinggi dibandingkan dengan Sofifi.
"Universitas Khairun itu adanya di Ternate, sedangkan ibu kota Maluku Utara di Sofifi. Biaya hidup di Kota Ternate sangat tinggi, sehingga mungkin perlu ada program kuliah gratis," ujar Sherly Laos.
Menurutnya, mahasiswa dari kabupaten/kota lain yang ingin berkuliah di Ternate harus mengeluarkan biaya minimal Rp 1.000.000 untuk tempat tinggal dan Rp 1.500.000 untuk makan.
Sementara itu, Sofifi memiliki biaya hidup yang jauh lebih rendah dan lahan yang lebih luas.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Diktisaintek, Brian Yuliarto, menyarankan agar Universitas Khairun (Unkhair) membuka cabang di Sofifi sebagai solusi atas persoalan tersebut.
"Atau Khairun bikin saja di Sofifi, beberapa kelas," saran Brian Yuliarto.
Sherly Laos pun sepakat dengan usulan tersebut dan menyarankan agar Unkhair membuka cabang atau perpanjangan beberapa jurusan di Sofifi guna memudahkan akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari berbagai daerah di Maluku Utara.
Dengan adanya usulan ini, diharapkan pemerataan akses pendidikan tinggi dapat segera terwujud di Maluku Utara, serta mahasiswa tidak lagi terbebani oleh tingginya biaya hidup di Ternate. (Tyo)
.jpeg)
.jpeg)